KemenKopUKM: Pertamina UMK Academy Bantu Atasi Tantangan UMKM

JurnalPatroliNews – Jakarta – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengapresiasi ajang Pertamina UMK Academy 2024 karena dinilai sejalan dengan program pemerintah untuk mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) agar berdaya saing tinggi dan terus berkembang.

Menteri Teten menyatakan Program Pertamina UMK Academy 2024 terbukti efektif mendorong kemajuan sektor usaha mikro kecil (UMK) di Indonesia dimana selama program berjalan telah terlibat lebih dari 8.200 pelaku usaha. Dari program ini juga telah lahir banyak UMK yang meningkat usahanya dan mampu bersaing di pasar yang lebih luas.

“Saya memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Pertamina yang telah lama membina lebih dari 66 ribu mitra binaan sejak tahun 1993. Ini menunjukkan dedikasi luar biasa untuk meningkatkan ekonomi rakyat,” kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam sambutannya secara virtual pada acara Kick Off Program Pertamina UMK Academy 2024, Kamis (29/08).

Di Indonesia, sampai saat ini struktur ekonomi didominasi oleh pelaku usaha mikro dengan karakteristik informal yang skala ekonominya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan harian semata. Akibatnya sulit bagi sektor usaha mikro ini untuk bisa naik kelas dan bersaing di pasar lokal apalagi global.

“Hari ini kita sudah 30 tahun menjadi negara berkembang dan banyak negara yang gagal memperbaiki struktur ekonomi dengan lebih berkualitas karena karakteristik UMKM mayoritas informal dan tidak terhubung dengan market atau industri,” kata Menteri Teten.

Permasalahan lain, ujar Menteri Teten, UMKM di Indonesia masih kesulitan mengakses pembiayaan terutama dari lembaga keuangan formal atau perbankan. Hal ini karena skema pembiayaan dari perbankan masih konvensional yang mengutamakan adanya jaminan. Padahal pelaku UMKM khususnya sektor mikro mayoritas tidak memiliki aset yang bisa digunakan sebagai agunan atau kolateral.

“Ini bedanya dengan UMKM di Korea Selatan dan Jepang. UMKM kita sulit mendapat pembiayaan karena berisiko NPL (non performing loan/ kredit macet) yang sangat tinggi. Ini tantangan terbesarnya karena itu hampir separuh dari UMKM kita belum terhubung ke perbankan,” kata Menteri Teten.

Komentar