JurnalPatroliNews – Jakarta –Â Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengaku siap menghentikan kebiasaan yang dilakukan RI sejak zaman penjajahan VOC, yakni mengirim barang mentah ke Eropa, utamanya Belanda.
Presiden Jokowi menegaskan Pemerintah Indonesia kini tidak akan lagi menjual barang mentah ke luar negeri, melainkan harus produk jadi yang telah melalui proses hilirisasi di Tanah Air.
“Kemudian, yang kedua, yang sangat penting hilirisasi yang sering saya sampaikan. Kita ini sudah sejak jaman VOC itu sudah mengirim barang mentah ke Eropa, utamanya ke Belanda. Sekarang apa mau kita teruskan terus? ya beberapa kita setop kemarin. Nikel dulu setop, bauksit baru aja bulan ini setop,” ungkapnya dalam acara yang digelar relawan Bara JP di Hotel Salak, Kota Bogor, dikutip Selasa (20/6/2023).
Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia telah resmi menghentikan ekspor bijih nikel sejak 2020 lalu. Lalu terbaru, mulai 11 Juni 2023 Indonesia juga menghentikan ekspor bauksit. Pada tahun depan, lanjutnya, pemerintah berencana menghentikan ekspor konsentrat tembaga, terutama ketika fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) baru PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur, rampung pada Mei 2024 mendatang.
Untuk memastikan kemajuan pembangunan smelter Freeport ini, Presiden pun akan terjun ke lapangan meninjau langsung proyek smelter tembaga pada hari ini, Selasa (20/06/2023).
“Saya hari Selasa mau cek smelter tembaga di Newmont sama di Freeport sudah selesai belum? Kalau sudah hampir selesai, stop. Tembaga stop lagi, sehingga semuanya berproduksi di dalam negeri,” tuturnya.
Kendati demikian, dia menegaskan, langkah Pemerintah Indonesia untuk bisa menghentikan kebiasaan dari zaman VOC ini perlu nyali. Apalagi, Indonesia bisa digugat negara lain atas kebijakan penghentian ekspor mineral mentah ini.
“Tapi nyetop-nyetop itu juga perlu nyali. Kita baru nyetop nikel saja sudah digugat sama Uni Eropa. Kalah lagi kita. Tahun kemarin kita kalah. Banding! Pak ini kalah ini Pak, ya kalah nggak apa-apa kan ada upaya naik nggak? bisa. Banding! Banding! Banding!” tegasnya.
Presiden pun memperkirakan Indonesia berpotensi digugat lagi, khususnya oleh China, karena menghentikan ekspor bauksit mulai 11 Juni 2023 lalu.
Namun demikian, Jokowi pun tak gentar dan meminta agar seluruh “pembantunya” tidak ciut dan tak gentar menghadapi gugatan dari negara mana pun.
“Ini bauksit nanti digugat lagi, bauksit stop. Gugat lagi. Saya nggak tahu yang gugat dari Tiongkok mungkin, karena memang ekspor kita memang banyak ke sana. Digugat ya kita hadapi. Kita ini jangan kayak negara kecil gitu loh. Indonesia negara gede. Negara besar. Negara besar jangan digugat nyalinya langsung ciut, ngelindur. Nggak. Digugat Uni Eropa saya itu juga masih berkawan baik dengan Presiden Uni Eropa Ursula,” bebernya.
“Tapi ya kita hadapi. Jangan sampai digugat, kalah, langsung mundur, ya nggak jadi industri kita,” pungkasnya.
Komentar