Mental Health Hantui Remaja RI Usia 10-17 Tahun Capai 15,5 Juta Orang

Beberapa jenis gangguan mental yang paling banyak diderita oleh anak dan remaja di Indonesia adalah: • Sekitar 3,7% dari populasi anak dan remaja Indonesia mengalami gangguan kecemasan

Lebih dari 12 juta penduduk Indonesia dengan rentang usia di atas 15 tahun diketahui mengalami depresi. Sebanyak 1,0% dari populasi anak dan remaja mengalami gangguan kecemasan mayor.

Sebanyak 0,9% populasi anak dan remaja mengalami gangguan perilaku Gangguan stres pasca-trauma (PTSD) dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD) masing- masing diderita oleh 0,5% anak dan remaja Indonesia

“Penyebab masalah kesehatan mental ini umumnya tekanan akademik karena baik di rumah di sekolah yang ditekankan adalah perolehan nilai tinggi dari beeagam pelajaran. Padahal selain beban akademik yang tinggi, ada persaingan yang ketat,“

Ekspektasi yang tidak realistis dari sekolah dan orang tua dapat menyebabkan stres dan depresi pada anak dan remaja di sekolah dan kampus. Penelitian juga menunjukkan pengalaman menjadi korban bullying di sekolah atau di lingkungan sekitar dapat menyebabkan stres, kecemasan, depresi, dan bahkan berkontribusi pada risiko bunuh diri pada anak dan remaja. Sumber.

Masalah Keluarga

Konflik dalam keluarga, kekerasan dalam rumah tangga, perceraian, atau kurangnya dukungan emosional dari orang tua dan keluarga dapat menjadi faktor risiko untuk masalah kesehatan mental pada anak dan remaja.

Anak yang hidup di jaman digital ini penggunaan media sosial yang berlebihan atau interaksi yang negatif di dunia maya juga menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi pada anak dan remaja.

Gangguan Identitas dan Body Image Kesulitan dalam mengidentifikasi diri sendiri atau memiliki citra tubuh yang negatif dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan mental.

Jika seorang anak mengalami gangguan kesehatan mental, berbagai masalah dapat timbul yang dapat memengaruhi kesejahteraan dan prestasinya di sekolah dan kampus karena kesulitan dalam berkonsentrasi, belajar, dan berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar.

“Bunuh diri menjadi penyebab terbesar ke-2 kematian yang terjadi pada rentan usia 15-29 tahun. Lebih dari 800.000 orang setiap tahunnya mati karena bunuh diri, sekitar 20 persen nya di sebabkan oleh anak-anak dan remaja di dunia yang mengalami gangguan dan permasalahan mental,” ungkap Bram.

Hal yang lebih mencoreng citra bangsa adalah tingkat kekerasan di sekolah maka Indonesia 84% ( ranking pertama), Vietnam dan Nepal 79%, Kamboja 73% dan Pakistan 43%. Sebanyak 27,9% siswa SMA di Indonesia melakukan kekerasan dan 25,4 % siswa SMA mengambil sikap diam.

Menurut Bram, remaja yang sudah duduk di bangku SMP, SMA dan SMK umumnya menghabiskan waktu sekitar 7 jam sehari di sekolahnya. Hal ini berarti bahwa, hampir sepertiga dari waktunya setiap hari dilewatkan remaja di sekolah. Tidak mengherankan bila sekolah memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan jiwa remaja.

Komentar