Kedua, pernyataan seperti itu kontras dengan polusi abu batubara akibat dampak dari aktivitas PLTU Tidore yang dirasakan warga.
Saya sendiri cukup aktif meliput soal PLTU. Bahkan dalam setiap rapat antara warga, PLTU, dan Pemkot Tidore, saya selalu hadir.
Tiga jam setelah tulisan digarap dan ditayangkan di website media online cermat.co.id, saya pun membagikan link tulisan di beberapa grup-grup whatsapp dan akun media facebook milik saya.
Rabu 31 Agustus 2022 sekitar pukul 00.33 WIT dini hari, adik kandung dari Wakil Wali Kota Tidore bernama Usman Sinen, datang ke kediaman mertua Saya di Kelurahan Rum Balibunga.
Saat itu Usman meminta saya menghapus tulisan itu dengan alasan, Muhammad Sinen datang di pembukaan turnament domino bukan dengan kapasitas sebagai Wakil Wali Kota, tapi sebagai keluarga besar Kelurahan Rum Balibunga.
Kedua, penyampaian berupa “menghirup debu batubara dapat pahala” hanyalah candaan atau tidak serius.
Setelah menyampaikan hal itu, Usman pun mendesak saya untuk menghapus tulisan dengan alasan kunci; “tulisan itu akan menganggu kepentingan Ayah (sapaan akrab Muhammad Sinen) pada Pemilu 2024 mendatang.”
Saya pun meminta izin ke pemimpin redaksinya, Faris Bobero, di grup redaksi untuk menghapus tulisan tersebut.
Dan saat itu juga, tulisan pun dihapus.
Keesokan paginya, sekitar pukul 09.00 WIT, Ari, anak sulung dari salah satu saudara Muhammad Sinen bernama Yunus Sinen, datang mengetuk pintu rumah saya.
Nurjanah Yahya, istri saya menemui Ari lalu bilang, “Nurkholis masih tidur.” Tapi Ari meminta segera dipanggil.
Nurjanah pun memanggil saya. Saat saya menemui Ari di beranda rumah, Ari mengatakan apa maksud dan tujuan saya membuat tulisan seperti itu.
Saya pun menjelaskan bahwa tulisan itu adalah opini dan itu sebagai bentuk kritik terhadap pernyataan seorang pejabat.
Apalagi saya sendiri cukup aktif mengawal dampak-dampak polusi terhadap warga yang dihasilkan dari aktivitas PLTU Tidore.
Lagi pula, Usman Sinen, paman dari Ari, telah datang menemui saya pada dini hari dan meminta menghapus tulisan. Dan tulisan itu sudah dihapus.
Ari pun menegaskan bahwa “Anda (Nurkholis) hanya pendatang, Anda jagoan? Kenapa Anda tidak bicara dengan paman saya Muhammad Sinen baik-baik, tapi menulis seperti itu.”
Belum sempat saya menjelaskan, Ari melayangkan pukulan ke kepala bagian belakang saya sebanyak 2 kali, lalu pergi dan menyebut, “mau lapor polisi? silakan. Saya tunggu 5 menit.”
Sesampainya saya dan istri di SPKT Polres Kota Tidore Kepulauan, sekitar pukul 12.47 WIT, Muhammad Sinen, Ari, bersama ayahnya, Yunus Sinen, pun tiba di Polres.
Tapi di ruang SPKT, Wakil Wali Kota Tidore Kepualuan, Muhammad Sinen langsung mendekati dan meramas wajah saya dan bilang “Oh ngana (Anda) e.. Oh.. ngana. Tunggu ngana,”. Kejadiannya singkat. Polisi yang hadir sempat hanya menyaksikan, lalu melerai.”
Komentar