Selain Jakarta, kota seperti Lagos di Nigeria dan Houston di AS juga masuk dalam daftar kota yang menghadapi ancaman serupa.
NASA turut memperingatkan bahwa perubahan suhu global dan mencairnya lapisan es meningkatkan risiko banjir dan luapan air laut di kota-kota pesisir, termasuk Jakarta.
Meningkatnya suhu dan penurunan kadar air tanah akibat pemompaan berlebihan menyebabkan tanah Jakarta semakin tenggelam, memperburuk masalah banjir yang sudah ada.
Menurut NASA, kenaikan permukaan laut global yang tercatat sebesar 3,3 mm per tahun dan peningkatan frekuensi badai hujan menambah tekanan terhadap Jakarta. Banjir besar yang merendam hampir 70% wilayah Jakarta pada musim hujan 2007 menjadi contoh nyata dari dampak buruk yang dihadapi kota ini.
Gambar-gambar satelit yang dikeluarkan oleh NASA menunjukkan perubahan besar di Jakarta dalam tiga dekade terakhir.
Pembabatan hutan dan penurunan lahan yang dapat menyerap air, terutama di sepanjang sungai Ciliwung dan Cisadane, turut memperburuk potensi banjir. Selain itu, pertumbuhan populasi yang sangat pesat antara tahun 1990 dan 2020 menjadikan Jakarta semakin rentan terhadap bencana alam.
Kondisi ini diperburuk dengan saluran sungai dan kanal yang sering tersumbat oleh sedimen dan sampah, menyebabkan luapan air yang tidak dapat dihindari.
Salah satu contoh nyata dari pembangunan yang memperburuk situasi adalah penyebaran lahan buatan sepanjang pantai Teluk Jakarta, yang semakin memperkecil ruang resapan air.
Dengan berbagai ancaman lingkungan tersebut, pemindahan ibu kota ke IKN bukan hanya menjadi sebuah alternatif, tetapi juga langkah yang dianggap perlu untuk menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin nyata.
Komentar