Pada masa kepemimpinannya dari 2017 hingga 2021, Trump menarik AS dari perjanjian nuklir dengan Iran dan memberlakukan kembali sanksi ekonomi yang ketat. Sebagai balasan, Iran meningkatkan aktivitas nuklirnya dan melanggar batasan yang telah disepakati dalam perjanjian sebelumnya.
Rafael Grossi, kepala badan pengawas nuklir PBB, memperingatkan bahwa waktu semakin sempit untuk mencari solusi diplomatik guna mengendalikan program nuklir Iran. Ia menekankan bahwa Teheran terus mempercepat pengayaan uranium, mendekati level yang dapat digunakan untuk pembuatan senjata nuklir. Namun, Iran bersikeras bahwa program nuklirnya ditujukan untuk tujuan damai.
Selain itu, program rudal balistik Iran juga menjadi perhatian utama negara-negara Barat, yang menganggapnya sebagai ancaman bagi stabilitas kawasan Timur Tengah. Dalam beberapa bulan terakhir, Iran mengumumkan sejumlah peningkatan kekuatan militernya, termasuk peluncuran kapal induk drone pertama dan pembangunan pangkalan angkatan laut bawah tanah. Langkah ini diambil di tengah ketegangan yang semakin memanas dengan AS dan Israel.
Komentar