Jurnapatrolinews – Jakarta : Peningkatan angka pengangguran dan kemiskinan di tengah pandemi covid-19 perlu ditekan dengan hadirnya panggung pengembangan UMKM yang lebih besar. Akses permodalan pun diperluas dengan diperbolehkannya keterlibatan investor asing.
“Kami ingin UMKM punya akses pembiayaan, perbankan pasar modal dan modal ventura,” kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam penandatanganan MoU bersama BPKM secara virtual di Jakarta, Kamis, 17 September 2020.
Saat ini, merek UMKM potensial telah banyak bermunculan seperti di bisnis sektor makanan dan minuman. Potensi pertumbuhan brand lokal tersebut sangat menjanjikan saat diberi ruang modal yang tidak terbatas untuk menyambut investasi.
Menurut Teten, UMKM yang naik kelas yang mendapatkan investasi bisa langsung menciptakan lapangan kerja yang cukup besar. Persaingan usaha di level mikro pun bisa dikurangi.
“Kita khawatir angka pengangguran semakin banyak dan kemiskinan meningkat. UMKM harus bisa tetap bertahan sekalipun dalam ekonomi sulit,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa akses penanaman modal di sektor UMKM merupakan momentum yang tepat. Kontribusi UMKM sebagai penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia perlu tetap terjaga.
“UMKM aset terbesar, perlu diberikan ruang dan regulasi yang cukup dan kami sepakat beri ruang, pertama izin tidak berbelit-belit,” ujarnya.
Bahlil menegaskan bahwa pihaknya selama ini memprioritaskan UMKM agar dilibatkan di proyek yang didanai investasi asing maupun domestik. Keterlibatan pengusaha lokal pun menjadi syarat wajib agar terjadi pemerataan pertumbuhan ekonomi.
“Investasi besar dari luar dan dalam negeri wajib bergandengan dengan pengusaha daerah dan nasional. Wajib kolaborasi, selain pertumbuhan ekonomi daerah naik pelaku usaha harus ada yang baru, jangan itu itu saja,” tuturnya. (mdcom)
Komentar