JurnalPatroliNews – Jakarta – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah menggagas kebijakan baru: Car Free Night, atau malam bebas kendaraan bermotor, yang rencananya akan digelar rutin setiap Sabtu malam. Inisiatif ini mendapat dukungan dari Wakil Ketua DPRD DKI, Wibi Andrino, yang menyambut baik upaya menekan polusi di malam hari.
Namun, Wibi yang berasal dari Partai NasDem itu menyoroti waktu pelaksanaan yang dianggap kurang ideal. Car Free Night dijadwalkan mulai pukul 22.00 WIB, yang menurutnya terlalu malam dan kurang ramah bagi kegiatan ekonomi serta budaya lokal.
“Kalau mau dimanfaatkan masyarakat, waktunya perlu ditinjau ulang. Jam 10 malam sudah terlalu larut,” ujarnya dalam pernyataan resmi pada Minggu, 15 Juni 2025.
Lebih lanjut, Wibi menekankan pentingnya menjaga ketertiban dan kebersihan selama kegiatan berlangsung. Ia meminta masyarakat yang hadir nanti untuk bersikap ramah lingkungan.
“Kegiatan ini jangan sampai menghasilkan sampah berlebihan. Harus ada kesadaran untuk tidak merokok sembarangan, dan tentu tidak buang sampah seenaknya,” tegasnya.
Kesempatan Emas bagi UMKM dan Budaya Betawi
Menurut Wibi, jika Car Free Night digelar di waktu yang lebih awal, itu bisa menjadi panggung terbuka bagi pelaku UMKM dan pelestarian budaya. Bukan hanya ruang untuk bersantai, malam bebas kendaraan bisa difungsikan sebagai ruang publik untuk festival rakyat.
“Waktunya lebih cocok untuk kegiatan santai dan hiburan. Kalau dimajukan, bisa kita isi dengan pertunjukan budaya Betawi seperti ondel-ondel atau bazar UMKM. Ini bisa jadi pesta rakyat yang menyenangkan,” tambahnya.
Ia juga mengaitkan manfaat kegiatan ini dengan penurunan tingkat polusi yang sebelumnya sudah terbukti saat pelaksanaan Car Free Day.
“Data yang kami miliki menunjukkan bahwa kualitas udara membaik selama Car Free Day berlangsung. Jadi logikanya, Car Free Night pun berpotensi memberikan dampak serupa di malam hari yang masih macet,” kata Wibi.
Sebagai penutup, ia berharap program ini bisa dimaksimalkan dengan sinergi lintas sektor: bukan hanya untuk kesehatan, tapi juga sebagai upaya mendorong ekonomi lokal dan memperkuat identitas budaya ibu kota.
Komentar