JurnalPatroliNews – Jakarta – Kiai Haji Yahya Cholil Staquf lahir di Rembang, Jawa Tengah, 16 Februari 1966. Gus Yahya, panggilan akrabnya, adalah putra dari (alm) KH Cholil Bisri, pengasuh Ponpes Raudlatut Thalibien Rembang yang juga salah satu pendiri Partai Kebangkitan Bangsa.
KH Cholil adalah kakak kandung KH Mustofa Bisri atau akrab disapa Gus Mus, sehingga dengan demikian Yahya adalah kemenakan dari Gus Mus.
Gus Yahya dibesarkan dalam lingkungan pondok pesantren tradisional. Selain belajar langsung kepada ayah dan pamannya, dia juga sempat menjadi santri asuhan (alm) KH Ali Maksum di Krapyak, Yogyakarta, saat itu Yahya menuntut ilmu di Jurusan Sosiologi Universitas Gadjah Mada (UGM).
Selanjutnya Gus Yahya bertolak ke Arab Saudi untuk mendalami ilmu agama. Ia yang semula hanya dikenal di kalangan santri, menjadi lebih moncer namanya ketika ditunjuk sebagai salah satu juru bicara (jubir) presiden para era pemerintahan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur
Kala menjabat sebagai jubir, Gus Yahya adalah sosok yang membacakan Dekrit Presiden saat terjadi ketegangan politik antara Gus Dur dengan DPR/MPR. Dekrit itulah yang kemudian dijadikan triger untuk melengserkan Gus Dur dari kursi kepresidenan oleh lawan-lawan politiknya melalui Sidang Istimewa MPR, pertengahan 2001.
Gus Yahya selanjutnya aktif di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Namun kebersamaan itu kandas. Dia pecah kongsi dengan kepengurusan PKB hasil Muktamar Semarang tahun 2005. Kemudian Gus Yahya lebih menekuni dunia keilmuan dengan kembali ke Ponpes Raudlatut Thalibien di Leteh, Rembang Kota, Kabupaten Rembang.
Pada pertengahan tahun 2018, Gus Yahya mengambil keputusan berani atas keputusannya berkunjung ke Israel. Tak hanya berkunjung, Yahya juga bertemu dengan PM Israel, Benjamin Netanyahu dan menjadi pembicara dalam forum American Jewish Committee (AJC) di Israel.Dihujani kritik di dalam negeri, namun Yahya bergeming.
Tak berhenti di situ. Pada September 2019, Yahya bersama rombongan menggelar dialog antariman ke Vatikan. Para peserta saling bertukar pikiran mengenai kerukunan antarumat beragama. Dalam kunjungan itu Gus Yahya bertemu langsung dengan Paus Fransiskus yang memimpin audiensi umum di Vatikan.
Dalam Galeri Opini Sebastian, Gus Yahya blak-blakan menceritakan soal kunjungannya ke Israel dan Vatikan yang menuai pro dan kontra. Gus Yahya juga membeberkan pandangannya atas pengaruh kemenangan Taliban terhadap nasionalisme di Indonesia.
(**/red)
Komentar