JurnalPatroliNews – Jakarta – Pengamat politik Samuel F. Silaen menyatakan bahwa jika Kapolri, Badan Intelijen Negara (BIN), dan Badan Intelijen Strategis (BAIS) tidak dapat mengungkap, menuntaskan, dan menangkap sosok berinisial T seperti yang disampaikan oleh Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani, maka hal ini menjadi persoalan serius.
“Pernyataan Benny Rhamdani yang membuat Presiden Jokowi dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo terkejut harus direspons serius. Jika terbukti bahwa Benny menyebarkan hoaks, penegak hukum harus menindak tegas dan menangkapnya karena telah menimbulkan keonaran di publik,” kata Samuel Silaen, kepada redaksi JurnalPatroliNews, Sabtu (27/7/24).
Samuel menambahkan bahwa kredibilitas Polri, BIN, dan BAIS dipertaruhkan dalam kasus ini. “Ini pertaruhan besar bagi kredibilitas para pejabat Polri, BIN, dan BAIS. Jika mereka tidak bisa menumpas atau menangkap otak judi online yang telah diungkap oleh Benny di Istana Negara, maka mereka gagal menjalankan tugasnya,” kritik alumni Lemhannas Pemuda 2009 tersebut.
Samuel juga menyinggung pernyataan Rocky Gerung yang menyebut bahwa sumber hoaks berada di Istana Negara. “Pernyataan Rocky Gerung makin terbukti nyata jika informasi yang disampaikan Benny ternyata hoaks. Hoaks ini diduga kuat digunakan untuk mengalihkan isu besar korupsi yang dilakukan oleh penguasa dan antek-anteknya,” jelas Samuel.
Ia menantang Kapolri, BIN, dan BAIS untuk mengungkap otak di balik judi online yang selama ini tidak tersentuh oleh hukum. “Rakyat menunggu kerja nyata dari para petinggi polisi, BIN, dan BAIS. Mereka sudah banyak menguras APBN namun hasilnya nihil,” sindirnya.
Samuel menegaskan bahwa demi kepatuhan dan kesetaraan hukum, siapa pun yang menyebarkan kabar bohong atau hoaks harus ditangkap. “Jangan sampai pejabat merasa bisa seenaknya menyebarkan kabar bohong tanpa konsekuensi hukum,” tandasnya.
Komentar