Edi menegaskan, keterlibatan Indonesia dalam BRICS akan diarahkan pada upaya memperkuat ekonomi yang inklusif dan terjangkau, dengan penekanan pada biaya logistik dan transportasi yang lebih rendah. Ia juga menggarisbawahi bahwa Indonesia tidak ingin terlibat dalam manifesto politik tertentu yang dapat mengganggu keseimbangan ekonomi nasional.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin dalam KTT BRICS mengungkapkan perlunya alternatif sistem pembayaran internasional untuk melawan dominasi dolar AS, yang ia sebut sering digunakan sebagai alat politik.
“Dolar digunakan sebagai senjata. Kami benar-benar melihat bahwa memang demikian. Saya pikir ini adalah kesalahan besar oleh mereka yang melakukan ini,” kata Putin saat berbicara di KTT BRICS di kota Kazan, Rusia, seperti dikutip The Guardian pada Kamis (24/10/2024).
Dalam pidatonya pada Kamis (24/10/2024), Putin menyebut dedolarisasi sebagai langkah untuk menjaga pembangunan ekonomi yang bebas dari pengaruh politik.
Putin juga mengusulkan inisiatif pembayaran lintas batas BRICS dan memperluas penggunaan mata uang lokal melalui Bank Pembangunan Baru BRICS, demi menciptakan lembaga multilateral yang lebih kuat dan berperan utama dalam ekonomi global.
Komentar