JurnalPatroliNews – Teheran – Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, menyatakan bahwa melanjutkan pembicaraan tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat di tengah situasi kekerasan yang dilakukan Israel adalah tindakan yang tidak bisa dibenarkan secara moral maupun politis.
Pernyataan ini disampaikannya dalam percakapan via telepon dengan Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, Kaja Kallas, pada Sabtu (14/6). Araqchi menilai serangan militer Israel terhadap wilayah Iran dan kawasan sekitarnya merupakan konsekuensi langsung dari dukungan terang-terangan yang diberikan oleh Amerika Serikat kepada rezim Tel Aviv.
“Selama kekejaman yang dilakukan oleh rezim Zionis masih berlangsung, tidak ada dasar yang masuk akal bagi Iran untuk melanjutkan proses negosiasi dengan AS,” tegas Araqchi.
Ia juga mengungkapkan bahwa Iran telah mengambil langkah tegas dalam menanggapi serangan Israel demi menjaga kedaulatan negara, melindungi rakyat, serta menjamin keamanan nasional. Menurutnya, Iran tetap berkomitmen menjalankan hak-haknya yang sah untuk merespons segala bentuk agresi.
Araqchi menyerukan kepada Uni Eropa dan para anggota tetap Dewan Keamanan PBB agar menunjukkan tanggung jawabnya dengan mengecam tindakan Israel dan menuntut akuntabilitas dari pihak yang dianggap sebagai pelaku utama kekacauan.
Selain itu, ia menyebut bahwa resolusi Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang baru-baru ini bersifat anti-Iran, turut membuka celah bagi tindakan militer Israel yang semakin provokatif.
Sementara itu, Kaja Kallas mengungkapkan rasa prihatin atas eskalasi konflik di Timur Tengah. Ia menegaskan bahwa Uni Eropa siap memfasilitasi berbagai langkah diplomatik, termasuk di forum Dewan Keamanan dan lembaga internasional lainnya, guna mendorong deeskalasi dan menciptakan stabilitas serta perdamaian di kawasan.
Komentar