Meski beredar informasi otoritas itu mengalami serangan ransomware, lanjut dia, namun otoritas tersebut menyangkal. Meski begitu, fakta bahwa situs otoritas sempat tidak berfungsi dan layanan pengaduan konsumen online belum berfungsi menimbulkan pertanyaan besar.
Lebih lanjut, dia menyarankan otoritas menerapkan keterbukaan informasi yang bertanggungjawab.
“Jangan terkesan setiap kali ada insiden siber lalu saling melindungi, berlomba menutupi apa sebenarnya yang terjadi, dan berdoa saja semoga masyarakat lupa atas insiden yang terjadi,” tutur Alfons.
Menurut Alfons, keterbukaan informasi untuk setiap insiden siber akan mendewasakan. Setiap orang bisa belajar di mana letak masalahnya dan apa yang bisa dipelajari dari insiden yang terjadi.
“Bukan untuk mencari siapa yang bersalah memberikan hukuman, hal ini tidak bisa membatalkan apa yang sudah terjadi,” ujar Alfons.
“Kita harus bisa mendapatkan pelajaran terbaik dari setiap insiden siber jika ingin makin aman kedepannya.”
Komentar