Kepulangan Rizieq Berujung Kecemasan Klaster Corona Baru

JurnalPatroliNews – Jakarta, Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab akhirnya kembali ke Indonesia usai berulang kali mengutarakan keinginannya pulang dari Arab Saudi. Sejumlah pihak cemas kemunculan klaster penularan virus corona baru akibat keramaian penyambutan kepulangan Rizieq.

Menumpang pesawat dari Jeddah sejak pukul 19.00 waktu setempat, Rizieq sampai di landasan udara Bandara Soekarno Hatta sekitar pukul 08.38 WIB, Selasa (10/11).

Kendati di tengah pandemi Covid-19, pendukungnya tak gentar menyambut kedatangan ke Bandara Soekarno-Hatta. Akses menuju bandara sampai lumpuh dan macet sepanjang 7 km.

Ketika Rizieq keluar dari pesawat dan sampai di Terminal 3, massa langsung berebut ingin menyapa dan mencium tangannya. Mereka bahkan rela berdesak-desakan dan mengabaikan jaga jarak, seolah kekhawatiran akan virus tak jadi halangan.

“Ya saking rindunya. Corona kita tidak pungkiri ada, tapi kita sangat mencintai Habib. Yakin, bismillah, laa hawla wala quwwata illa billah,” kata Yusuf, salah satu di antara jamaah yang turut berdesakan di Bandara Soetta.

Akibat keramaian yang tak terbendung, beberapa fasilitas umum seperti kursi di bandara rusak. Padahal pengamanan sudah dikerahkan oleh aparat kepolisian, TNI dan internal FPI.

Massa simpatisan Rizieq pun tak hanya meramaikan Soetta. Sekitar kediaman Rizieq dan markas FPI di Petamburan, Jakarta Pusat juga dikerubungi massa.

Sore hari, Rizieq bersama pimpinan FPI lainnya menggelar acara berkumpul dengan simpatisan yang sudah menyambut kedatangannya di Petamburan.

Dalam acara yang disiarkan di Front TV, Rizieq bercerita mengenai pengalamannya selama bermukim di Mekkah dan perjuangan sampai akhirnya bisa pulang ke Indonesia.

Ia mengklaim banyak insiden yang menghambat rencana pulangnya. Mulai dari pencatutan namanya dalam sebuah email palsu yang berupaya membatalkan tiket pesawat untuknya pulang.

Sampai upaya dari pihak lain untuk membatalkan tiket pesawat salah satu putrinya. Ia tak menyebut pihak mana yang dinilai melakukan hal tersebut.

“Makanya kita diam tidak diumumkan. Kalau pembatalan pertama diumumkan, yang kedua tidak. Tujuan saya, supaya musuh-musuh, penjahat-penjahat, bajingan-bajingan yang membuat itu sudah merasa menang,” ungkapnya di hadapan para pendukung.

Keramaian massa yang menyambut kepulangan Rizieq sendiri menuai kekhawatiran akan munculnya klaster covid-19 baru. Anggota fraksi PDIP di DPRD DKI Jakarta menyalahkan Gubernur DKI Anies Baswedan terkait pembiaran atas kejadian ini.

“[Anies] Sengaja melakukan pembiaran. Kan banyak hal yang [bisa] dilakukan pemimpin itu sebenarnya,” katanya.

Sedangkan Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19 Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito melempar tanggung jawab terkait pelanggaran protokol kesehatan oleh massa pendukung Rizieq kepada pemerintah daerah.

“Kewenangan diberikan kepada satgas daerah untuk mengendalikan kasus yang ada, jadi daerah yang berwenang untuk mengendalikannya dan melakukan tindakan apapun yang dirasa perlu untuk mencegah penularan,” jelasnya.

(cnn)

Komentar