Kinerja APBN 2024 Jadi Landasan Kuat untuk Transisi Anggaran 2025

Penerimaan perpajakan terealisasi sebesar Rp1.028,0 triliun, dengan kontraksi 7,0 persen yoy. Menurutnya, penurunan ini dipengaruhi oleh penurunan penerimaan pajak dan bea cukai, yang disebabkan oleh moderasi harga komoditas, peningkatan restitusi, serta peralihan ke rokok dengan tarif cukai yang lebih rendah.

Di sisi lain, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp288,4 triliun, dengan kontraksi 4,5 persen yoy, dipengaruhi oleh penurunan produksi minyak dan gas serta moderasi harga mineral dan batu bara.

Realisasi belanja negara meningkat 11,3 persen yoy menjadi Rp1.398,0 triliun. Kenaikan ini terutama dipengaruhi oleh berbagai upaya untuk mendorong pembangunan, pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan rakyat.

Belanja negara mencakup belanja pemerintah pusat sebesar Rp997,9 triliun, yang meningkat 11,9 persen yoy, dan transfer ke daerah sebesar Rp400,1 triliun, dengan pertumbuhan 9,9 persen yoy.

Komentar