Mahfud dan Luhut Kenang 24 Tahun Bersahabat yang Terjalin Berkat Gus Dur

JurnalPatroliNews – Jakarta – Mahfud MD dan Luhut Binsar Pandjaitan berbagi kenangan dalam sebuah podcast, mengenang pertemuan pertama mereka yang terjadi lebih dari dua dekade lalu, tepatnya pada masa kepemimpinan Presiden keempat Republik Indonesia, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Dalam podcast yang disiarkan di kanal YouTube Mahfud MD Official pada Sabtu, 16 November 2024, Mahfud membuka pembicaraan dengan mengungkapkan betapa kuatnya hubungan mereka selama 24 tahun berkolaborasi.

“Pada malam ini, saya kedatangan sahabat lama, yang sudah bersama saya sejak era Kabinet Persatuan Indonesia, waktu Gus Dur masih menjabat Presiden,” ujar Mahfud dengan penuh kehangatan.

“Selama lebih dari dua dekade, persahabatan kami tidak pernah putus. Meski sering memiliki pandangan politik yang berbeda, hubungan kami tetap solid dan tak tergoyahkan.”

Sejak Gus Dur dilantik menjadi Presiden pada tahun 2000, Mahfud merasa semakin dekat dengan Luhut. Luhut menjadi salah satu pendukung utama Mahfud ketika dirinya diangkat oleh Gus Dur sebagai Menteri Pertahanan sebuah keputusan yang sempat menuai kontroversi.

“Masyarakat kaget, termasuk Amien Rais yang bertanya-tanya kenapa Gus Dur mengangkat saya sebagai Menhan. Kalau soal hukum, saya paham, tapi soal pertahanan?” cerita Mahfud.

Luhut juga mengenang momen pertama kali ia mendengar tentang Mahfud sebagai calon Menteri Pertahanan. Gus Dur, katanya, memberitahunya bahwa akan ada seorang sipil yang menjabat posisi tersebut.

“Gus Dur bilang kepada saya, ‘Besok kita akan lantik Menteri Pertahanan, siapa dia? Nanti kamu akan tahu, orang hebat dari Yogyakarta. Menteri Pertahanan? Iya, dia sipil,” ujar Luhut.

Perjalanan persahabatan mereka semakin kuat ketika Luhut bertemu langsung dengan Mahfud setelah pelantikan. Pada saat itu, Mahfud sempat merasa ragu dan menolak tawaran Gus Dur karena merasa tidak siap memimpin kementerian yang berhubungan dengan militer.

“Saya merasa ragu karena harus memimpin para jenderal TNI. Tapi Luhut meyakinkan saya, ‘Tidak perlu khawatir, kalau pemimpin sudah dipilih, tentara pasti loyal’,” kenang Mahfud.

Kenangan indah ini menunjukkan betapa pentingnya hubungan mereka yang terjalin melalui kepemimpinan Gus Dur, yang juga mengokohkan fondasi persahabatan mereka meski berbeda pandangan politik.

Komentar