JurnalPatroliNews – AS – Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, kembali mengungkapkan keinginannya untuk mencaplok Greenland. Ia menyebut bahwa pulau terbesar di dunia ini memiliki arti penting bagi keamanan nasional Amerika Serikat.
Keistimewaan Greenland di Mata AS
Greenland, yang terletak di antara Samudra Arktik dan Samudra Atlantik Utara, adalah wilayah strategis secara geografis. Meskipun secara politis terhubung dengan Denmark, pulau ini sebenarnya bagian dari Amerika Utara. Dengan luas yang sangat besar dan dihuni sekitar 56.000 penduduk—mayoritas berasal dari suku Inuit—Greenland memiliki potensi besar yang membuatnya menjadi incaran kekuatan global.
Dilansir dari Al Jazeera, Greenland memberikan akses rute tercepat dari Amerika Utara menuju Eropa. Posisi ini menjadikannya lokasi strategis untuk kepentingan militer AS, terutama dalam sistem peringatan dini terhadap rudal balistik.
AS bahkan berencana memperluas kehadiran militernya di wilayah tersebut dengan membangun radar di perairan strategis yang menghubungkan Greenland, Islandia, dan Inggris Raya. Jalur ini merupakan titik penting untuk memantau aktivitas kapal Rusia dan China.
Sumber Daya Alam yang Kaya
Selain nilai strategis, Greenland juga menyimpan kekayaan mineral yang sangat menggiurkan. Pulau ini memiliki mineral tanah jarang, bahan baku penting dalam pembuatan baterai dan teknologi tinggi.
Menurut survei tahun 2023, sebanyak 25 dari 34 mineral yang dikategorikan sebagai “bahan baku penting” oleh Komisi Eropa ditemukan di Greenland. Namun, aktivitas ekstraksi minyak dan gas di pulau ini belum dilakukan, dan sektor pertambangan mendapat penolakan kuat dari masyarakat adat setempat.
Sebagian besar perekonomian Greenland bergantung pada industri perikanan, yang menjadi sumber utama pendapatan wilayah tersebut.
Penolakan Tegas dari Greenland
Keinginan Trump untuk membeli Greenland mendapatkan respons tegas dari pemerintah lokal. Perdana Menteri Greenland, Múte Egede, menolak mentah-mentah gagasan tersebut.
“Greenland adalah milik kami. Pulau ini tidak untuk dijual, dan tidak akan pernah dijual. Kami telah berjuang keras untuk kebebasan, dan itu tidak akan kami lepaskan,” tegas Egede dalam pernyataan tertulisnya.
Penolakan ini menegaskan bahwa meskipun Greenland memiliki banyak daya tarik strategis dan ekonomis, upaya Amerika untuk mencaploknya akan menghadapi perlawanan keras dari penduduk dan pemerintah setempat.
Dengan latar belakang geopolitik yang kompleks, Greenland menjadi simbol penting dalam persaingan kekuatan global, khususnya antara Amerika Serikat, Rusia, dan China.
Komentar