JurnalPatroliNews – Jakarta – Holding Industri Pertambangan MIND ID, melalui anak usahanya PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), telah memulai injeksi bauksit perdana untuk Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 1 di Mempawah, Kalimantan Barat. Proyek ini dioperasikan oleh PT Borneo Alumina Indonesia (BAI).
Smelter ini akan menjadi penghubung antara bijih bauksit yang ditambang oleh PT Aneka Tambang di Kalimantan Barat dan smelter aluminium milik Inalum yang berlokasi di Kuala Tanjung, Sumatera Utara.
Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso, menegaskan bahwa proyek SGAR ini dirancang untuk memenuhi seluruh kebutuhan aluminium dalam negeri, sehingga ke depannya Indonesia dapat menghentikan impor aluminium.
“Visi kami adalah memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga kita bisa menghentikan impor aluminium,” ujar Hendi saat peresmian injeksi bauksit perdana SGAR Fase 1 di Mempawah, Selasa (24/9/2024).
Saat ini, kebutuhan aluminium nasional mencapai 1,2 juta ton per tahun. Namun, dari tahun 2018 hingga 2023, sebagian besar kebutuhan ini masih dipenuhi oleh impor, dengan porsi 56% aluminium impor dan 44% dipasok oleh Inalum pada tahun 2023.
“Kami berharap, dengan beroperasinya smelter ini, impor aluminium bisa ditekan atau bahkan dihilangkan sama sekali,” kata Hendi.
Beroperasinya SGAR menandai keberhasilan Indonesia dalam menjalankan proyek hilirisasi bauksit yang terintegrasi hingga menghasilkan produk aluminium siap pakai.
Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo meresmikan injeksi bauksit perdana SGAR Fase 1 PT Borneo Alumina Indonesia di Mempawah, Kalimantan Barat, pada Selasa (24/09/2024). Proyek ini terdiri dari dua fase dengan total investasi sebesar US$ 1,7 miliar atau sekitar Rp 25,67 triliun (dengan asumsi kurs Rp 15.100 per US$). Investasi untuk fase pertama mencapai US$ 900 juta, sementara fase kedua senilai US$ 800 juta.
Komentar