JurnalPatroliNews – Jakarta – Buruh perempuan ternyata banyak yang menjadi korban pelcehan seksual oleh atasannya. Berdasarkan catatan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia berbagai rupa muslihat para bos ‘mesum’ telah banyak memakan korban pekerja perempuan.
Presiden Partai Buruh yang juga Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan pelecehan seksual banyak terjadi khususnya di industri tekstil, garmen, sepatu, makanan minuman, elektronik, komponen elektronik, dan beberapa sektor industri seperti jasa, supermarket, hingga penjaga tol.
“Sering juga terjadi di perusahaan kerah putih seperti operator, aplikator dan sebagainya. Artinya, sexual harassment ini memang berbahaya dan bisa terjadi di berbagai tempat,” ungkap Said Iqbal dikutip dari keterangannya Sabtu (13/5/2023).
Sebagai ILO Governing Body, KSPI mencatat, isu pelecehan seksual di tempat kerja merupakan isu internasional. Menurut Said, pelecehan seksual kerap dijumpai di berbagai negara, seperti Eropa, Amerika, Australia, Jepang dan negara-negara berkembang seperti di Indonesia, India, hingga Brasil.
“Isu pelecehan seksual di tempat kerja adalah isu utama daripada ILO di samping isu jaminan sosial hingga upah layak,” lanjutnya.
Adapun bentuk pelecehan seksual yang paling utama, ungkapnya, adalah staycation atau ajakan langsung menginap bersama seperti yang terjadi pada buruh di Cikarang demi mendapatkan perpanjangan kontrak.
“Karena lemahnya daya tawar daripada si pekerja perempuan dan membutuhkan pekerjaan, maka mudah sekali dieksploitasi oleh atasannya dengan mengajak seperti staycation,” ujar Said Iqbal.
Jenis pelecehan seksual lainnya yaitu pelecehan verbal. Dalam kasus ini, pelaku pelecehan seksual memang tidak melakukan apapun secara fisik, melainkan mengintimidasi dengan ucapan.
“Kekerasan seksual bisa dilakukan dalam bentuk verbal maupun non verbal,” ujar Said Iqbal. “Bentuk verbal dia tidak melakukan apapun, tapi secara verbal dia mengintimidasi, misal mengintimidasi ‘kamu pekerja perempuan hanya bisanya mamerin tubuh aja kerja gak benar’, itu verbal,” tuturnya.
“Padahal tidak salah jika perempuan cantik. Yang salah adalah bejatnya atasan, oknum perusahaan, yang melakuan kekerasan seksual,” imbuhnya.
Bentuk pelecehan seksual lainnya adalah berupa ajakan untuk sekedar menemani saja. Misalnya, pekerja/buruh perempuan diminta untuk menemani bosnya untuk makan, atau jalan-jalan.
“Itu biasanya aja kan tapi tidak berlebihan sekedar jalan bareng atau nonton, tapi habis itu ditinggal,” sebutnya.
Komentar