Naik 23%, Tony Wenas: Produksi Emas Freeport Tahun Ini Tembus 1,6 Juta Ons

JurnalPatroliNews – Jakarta, – PT Freeport Indonesia (PTFI) memperkirakan produksi emas hingga akhir 2022 ini bisa mencapai 1,6 juta ons (oz). Ini artinya, produksi emas pada 2022 naik 23% dibandingkan produksi emas pada 2021 yang tercatat sebesar 1,3 juta ons.

Sementara untuk produksi konsentrat tembaga PTFI pada 2022 diperkirakan mencapai 1,6 miliar pon, naik 14% dibandingkan produksi tembaga pada 2021 yang sebesar 1,4 miliar pon.

Hal tersebut diungkapkan oleh Presiden Direktur PTFI Tony Wenas.

Dia juga menyebutkan bahwa di tahun ini PTFI memproduksi 190 ribu ton bijih tembaga per hari dan diolah menghasilkan 1,6 miliar pon konsentrat tembaga.

“190 ribu ton bijih (tembaga) per hari yang diolah, dan tahun ini bisa menghasilkan 1,6 miliar pound (pon) tembaga dan 1,6 juta ounces (ons) emas dan kelihatannya akan tercapai,” ungkapnya kepada rekan media dalam Mining Zone, dikutip Selasa (27/12/2022).

Tony mengungkapkan, peningkatan produksi emas dan tembaga ini tak lain karena tambang bawah tanah kini sudah beroperasi optimal atau mencapai 100%.

“Jadi kan ini kita melakukan ramp-up dari tambang (bawah tanah) yang sudah selesai 2019, kemudian kita 100% tambang bawah tanah, tadinya dengan kapasitas 50%, kemudian ramp-up-nya berjalan dengan lancar dan baik, sampai dengan tahun ini bisa mencapai 90% dari normal production rate,” paparnya.

Pada 2023, Tony menyebutkan produksi tembaga ditargetkan akan sama dengan tahun ini yaitu sebesar 1,6 miliar pon konsentrat tembaga. Sedangkan, untuk emas, menurutnya akan ada kenaikan produksi pada tahun depan menjadi sebesar 1,8 juta ons.

“Tahun depan kami merencanakan untuk memproduksi 1,6 miliar pound tembaga sama seperti tahun ini. Tapi emasnya masih 1,8 juta ounces, jadi ada tambahan 200 ribu ounces emas untuk tahun depan,” tandasnya.

Dari sisi hilir tembaga, Indonesia akan memiliki dua fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga baru di dalam negeri yang akan beroperasi pada 2024 mendatang.

Kedua smelter tembaga baru tersebut yaitu smelter yang dioperasikan PT Freeport Indonesia di kawasan industri JIIPE, Gresik, Jawa Timur, dan smelter PT Amman Mineral Nusa Tenggara di Benete, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kedua smelter tembaga tersebut diperkirakan bisa menambah sekitar 800 ribu ton katoda tembaga, dari saat ini hanya sekitar 300 ribu ton per tahun.

Dengan adanya tambahan produksi katoda tembaga tersebut, maka katoda tembaga di dalam negeri pada 2024 diperkirakan akan semakin surplus. Tony menyebut, dengan produksi katoda tembaga yang ada saat ini sebesar 300 ribu ton, yang mampu diserap dalam negeri hanya separuhnya, yakni 150 ribu ton per tahun.

Seperti diketahui, produksi katoda tembaga saat ini berasal dari smelter PT Smelting, yang dimiliki PT Freeport Indonesia bersama dengan Mitsubishi Materials Corporation (MMC), yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur.

Terkait progres pembangunan smelter baru PTFI di JIIPE, Gresik, dia menyebut saat ini kemajuannya sudah mencapai 47,4%. Dan sampai akhir tahun ini menurutnya progres pembangunan diperkirakan bisa mencapai 50%.

Untuk diketahui, awal pembangunan smelter baru Freeport ini dilakukan pada Oktober 2021 lalu yang juga turut dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Smelter dengan nilai investasi US$ 3 miliar atau sekitar Rp 45 triliun ini disebutkan akan menjadi smelter single line terbesar di dunia.

Smelter ini akan mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun menjadi produk 600 ribu ton katoda tembaga per tahun.

Komentar