JurnalPatroliNews – Tel Aviv – Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, kembali mengeluarkan peringatan keras terhadap kelompok Hamas. Dalam pidatonya di parlemen Israel pada Senin (4/3/2025), Netanyahu menegaskan bahwa Hamas akan menghadapi konsekuensi yang “tak bisa dibayangkan” jika tidak segera membebaskan sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza.
“Saya katakan kepada Hamas: Jika Anda tidak membebaskan para sandera kami, akan ada konsekuensi yang tak bisa Anda bayangkan,” ujar Netanyahu, seperti dikutip dari AFP dan Al Arabiya.
Pernyataan ini muncul di tengah terhentinya negosiasi terkait gencatan senjata di Gaza. Sebelumnya, gencatan senjata tahap pertama yang berlangsung selama enam pekan sempat memungkinkan peningkatan distribusi bantuan kemanusiaan, termasuk makanan, tempat tinggal, dan bantuan medis setelah konflik berkepanjangan selama 15 bulan.
Namun, situasi kemanusiaan di Gaza kembali memburuk setelah Israel memperketat blokade terhadap aliran bantuan ke wilayah tersebut. Laporan terbaru dari organisasi kemanusiaan menyebutkan bahwa ribuan warga sipil di Gaza kini menghadapi krisis pangan akut akibat keterbatasan pasokan.
Di sisi lain, upaya diplomatik dari berbagai pihak, termasuk Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar, terus dilakukan untuk mencari jalan keluar dari kebuntuan ini. Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dikabarkan akan melakukan kunjungan ke kawasan Timur Tengah dalam beberapa hari mendatang guna membahas solusi bagi krisis kemanusiaan yang semakin mendesak.
Sementara itu, Hamas dilaporkan tetap bersikeras pada tuntutannya agar Israel menghentikan operasi militer di Gaza sebelum kesepakatan lebih lanjut mengenai pembebasan sandera dapat dicapai. Situasi ini menambah ketidakpastian terhadap prospek perdamaian di kawasan tersebut.
Komentar