Netanyahu Harapkan Dukungan Trump Dorong Gencatan Senjata dengan Hamas

JurnalPatroliNews – Jakarta – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan harapannya bahwa pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dapat menjadi kunci tercapainya kesepakatan damai sementara dengan Hamas. Harapan itu muncul meski putaran awal negosiasi tak langsung yang digelar di Doha, Qatar, belum menghasilkan terobosan.

Dikutip dari Reuters, Netanyahu mengungkapkan optimisme tersebut pada Minggu (6/7/2025), menjelang keberangkatannya ke Washington untuk melakukan pertemuan ketiga dengan Trump.

“Saya percaya, berdiskusi langsung dengan Presiden Trump akan membantu membuka jalan menuju kemajuan yang kami harapkan,” ungkap Netanyahu.

Ia menegaskan bahwa tim negosiator Israel yang berangkat ke Qatar telah dibekali arahan tegas dan tetap pada posisi Israel mengenai syarat-syarat perundingan.

Namun, menurut dua narasumber dari pihak Palestina, delegasi Israel disebut tidak memiliki mandat yang cukup kuat untuk membuat keputusan besar, sedangkan Hamas sendiri juga belum membawa otoritas penuh dalam negosiasi tersebut.

Sementara itu, Trump tetap optimis bahwa jalan menuju gencatan senjata masih terbuka lebar. “Kemungkinan untuk mencapai kesepakatan pekan ini sangat besar,” ujarnya kepada wartawan dalam perjalanan pulang dari New Jersey ke Washington.

Trump menambahkan bahwa kesepakatan tersebut juga berpotensi mencakup pembebasan sebagian besar sandera yang hingga kini masih ditahan di Gaza. Dari total 251 orang yang diculik sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, diperkirakan hanya sekitar 20 yang masih hidup.

Sejumlah sandera telah berhasil dibebaskan melalui diplomasi, sementara sisanya melalui operasi militer.

Tekanan publik terhadap Netanyahu terus meningkat seiring makin panjangnya konflik di Gaza. Sabtu malam lalu, ribuan warga Israel menggelar aksi di Tel Aviv, menuntut segera dicapainya kesepakatan damai dan pemulangan para sandera. Massa mengibarkan bendera nasional dan membentangkan gambar wajah para korban penculikan.

Sementara itu, laporan dari Kementerian Kesehatan Gaza menyebut bahwa lebih dari 57.000 warga Palestina telah menjadi korban jiwa akibat serangan militer Israel, yang juga memicu krisis pangan, eksodus besar-besaran, serta kerusakan masif terhadap infrastruktur sipil.

Hamas, melalui pernyataan resminya, menyambut baik draf usulan gencatan senjata yang diinisiasi Amerika Serikat dan Qatar. Namun, kantor Perdana Menteri Israel menilai revisi yang diajukan Hamas tidak dapat diterima. Meski demikian, perwakilan Israel dipastikan akan kembali ke Doha untuk melanjutkan pembicaraan.

Netanyahu juga menyatakan bahwa selain isu Gaza, agenda kunjungannya ke Washington adalah memperkuat aliansi strategis menghadapi ancaman Iran, menyusul eskalasi militer selama 12 hari terakhir di kawasan.

“Kami akan memastikan Iran tidak pernah memiliki senjata nuklir,” tegas Netanyahu. Ia juga menyinggung peluang memperluas perdamaian di Timur Tengah, seiring dengan perubahan dinamika regional yang tengah berlangsung.

Tanya ChatGPT

Komentar