OJK: Ketimpangan Digitalisasi di Perbankan Hambat Himpun Dana

JurnalPatroliNews – Jakarta,- Industri perbankan Indonesia masih menghadapi tekanan likuiditas yang ketat menjelang akhir tahun 2024, meskipun Bank Indonesia dan sejumlah bank sentral global telah menurunkan suku bunga acuan. Situasi ini mencuat dalam Laporan Survei Orientasi Bisnis Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (SBPO) Triwulan IV-2024.

Sebagian kecil bank menyatakan pesimisme terkait pencapaian target pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sesuai Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun ini. Salah satu faktor penghambatnya adalah lambatnya pertumbuhan kelas menengah ke bawah, yang berdampak pada permintaan kredit dan pengumpulan DPK. Selain itu, persaingan suku bunga antarbank juga memperburuk situasi, mendorong bank untuk berlomba-lomba menarik nasabah dengan penawaran menarik.

Langkah Bank Indonesia menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,00% pada September 2024 turut memengaruhi penyesuaian suku bunga dana dan biaya dana (cost of fund) perbankan. Dalam menghadapi tantangan ini, bank-bank menyusun berbagai strategi untuk meningkatkan pengumpulan dana murah, termasuk melalui layanan digital.

Strategi Penghimpunan Dana di Tengah Ketatnya Likuiditas

Menurut survei OJK, mayoritas bank kini mengandalkan optimalisasi layanan perbankan digital untuk menarik nasabah. Platform digital memungkinkan nasabah membuka dan mengelola rekening secara mandiri, memberikan kemudahan di era digital. Selain itu, program-program insentif seperti hadiah, undian, loyalty program, hingga pemberian poin juga ditawarkan untuk meningkatkan daya tarik.

Bank juga memperluas jangkauan layanan dengan menambah agen-agen di wilayah pelosok. Langkah ini dirancang untuk mengatasi keterbatasan akses fisik masyarakat terhadap layanan perbankan. Peningkatan loyalitas nasabah melalui komunikasi intensif terkait fitur-fitur layanan tambahan menjadi salah satu fokus utama.

Namun, survei menunjukkan bahwa dari 93 bank responden, hanya 48 bank yang telah memiliki layanan digital, sementara 45 bank lainnya masih tertinggal dalam digitalisasi.

Prediksi Pertumbuhan DPK

Hasil survei SBPO memperkirakan pertumbuhan DPK di triwulan IV-2024 akan lebih banyak didorong oleh deposito. Di sisi lain, suku bunga DPK diprediksi cenderung menurun dibandingkan triwulan sebelumnya, sejalan dengan penurunan BI Rate.

Dengan responden yang mewakili 95,98% total aset bank umum di Indonesia, laporan ini memberikan gambaran tantangan sekaligus strategi yang diambil perbankan dalam mengelola likuiditas dan tetap kompetitif di tengah tekanan pasar.

Komentar