JurnalPatroliNews – Jakarta – Kerja sama strategis antara PDI Perjuangan dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) semakin diperkuat dalam upaya melestarikan kekayaan hayati Kalimantan.
Kolaborasi ini mengemuka dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Fraksi PDIP wilayah Kalimantan, yang mengangkat tema pentingnya Kebun Raya sebagai benteng perlindungan biodiversitas nasional.
Gagasan besar ini sejalan dengan visi Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, yang sejak lama menaruh perhatian besar terhadap konservasi lingkungan hidup dan pelestarian plasma nutfah Indonesia.
Dalam Bimtek tersebut, Deputi Riset dan Inovasi Daerah BRIN, Yopi, menggarisbawahi peran strategis Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat keanekaragaman hayati tertinggi di dunia.
Ia menyebutkan, kekayaan hayati Indonesia bukan hanya menjadi sumber ekonomi kedua terbesar setelah sumber daya energi dan mineral, tetapi juga menjadi pilar penting dalam menjaga keberlanjutan budaya bangsa.
“Ekosistem hayati kita menopang lebih dari 1.300 kelompok etnis dan ratusan bahasa daerah. Ini warisan tak ternilai yang harus dijaga bersama,” ujarnya pada Minggu, 25 Mei 2025.
Yopi yang didampingi oleh Wiwiek Joelijani, Direktur Fasilitasi dan Pemantauan Riset Daerah BRIN, juga mengingatkan bahwa banyak spesies endemik Indonesia kini menghadapi ancaman punah. Data dari IUCN Red List memperlihatkan banyak tumbuhan, hewan, dan jamur yang sudah masuk kategori terancam.
Untuk merespons tantangan ini, keberadaan Kebun Raya sangat krusial. Dari 47 zona ekoregion di Indonesia, idealnya masing-masing memiliki satu Kebun Raya sebagai pusat konservasi, edukasi, dan riset. Namun saat ini baru tersedia 37 Kebun Raya yang aktif.
“Kebijakan berbasis bukti dan pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan harus menjadi pendekatan utama dalam pengembangan wilayah,” tegas Yopi.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Yoseph Aryo Adhi Dharmo, menegaskan bahwa komitmen Megawati terhadap pelestarian hayati adalah bagian dari strategi besar PDIP dalam menjaga keberlangsungan bangsa.
“Bu Mega sangat memahami bahwa pelestarian plasma nutfah merupakan investasi strategis jangka panjang. Ini bukan hanya isu lingkungan, tapi menyangkut masa depan pangan, obat-obatan, dan energi bangsa,” kata Yoseph.
Ketua PDIP Kalimantan Barat, Lasarus, turut menegaskan kesiapan kader di Kalimantan untuk menjadi garda terdepan dalam isu konservasi hayati. Ia menilai kolaborasi antara BRIN dan pemerintah daerah sangat dibutuhkan agar potensi luar biasa Kalimantan tidak sekadar menjadi catatan, tetapi menjadi sumber daya yang lestari dan terkelola dengan baik.
“Kalimantan menyimpan kekayaan genetik luar biasa. Kita harus kawal agar ini tidak musnah karena kelalaian,” tutup Lasarus.
Komentar