JurnalPatroliNews – Jakarta – Mata uang Asia terus menunjukkan ketangguhannya pekan ini, didorong oleh pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) serta langkah strategis yang diambil oleh bank sentral dan kebijakan perdagangan. Intervensi signifikan dari otoritas keuangan, termasuk penundaan tarif perdagangan, berkontribusi terhadap penguatan sejumlah mata uang regional, seperti rupiah dan rupee.
Pada perdagangan Jumat (14/2/2025), rupiah ditutup menguat di level Rp16.255 per dolar AS, naik 0,58% dibandingkan dengan penutupan sebelumnya. Ini merupakan posisi terkuat rupiah sepanjang Februari 2025. Secara mingguan, rupiah juga mengalami kenaikan sebesar 0,09%, memperpanjang tren penguatan selama dua pekan berturut-turut.
Sementara itu, rupee India mencatat lonjakan mingguan terbesar dalam 19 bulan terakhir, berkat intervensi agresif dari Reserve Bank of India (RBI). Rupee ditutup pada 86,8225 per dolar AS, naik 0,1% dibandingkan sesi sebelumnya, dan membukukan kenaikan 0,7% sepanjang pekan ini. Langkah RBI yang diperkirakan menjual antara $10 hingga $11 miliar telah berhasil menstabilkan rupee setelah sebelumnya sempat menyentuh rekor terendah di 87,95 per dolar AS.
Dalam perspektif ke depan, Bank Indonesia memproyeksikan nilai tukar rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp15.300 hingga Rp15.700 per dolar AS pada 2025. Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyebut bahwa penguatan ini didorong oleh potensi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve AS serta masuknya kembali arus modal asing ke pasar keuangan domestik.
Selain itu, pemerintah Indonesia telah menyepakati asumsi makroekonomi dalam APBN 2025, di mana nilai tukar rupiah diproyeksikan berada di kisaran Rp16.000 per dolar AS. Proyeksi ini mencerminkan optimisme terhadap stabilitas ekonomi nasional dan pertumbuhan yang berkelanjutan di tahun mendatang.
Secara keseluruhan, kombinasi intervensi bank sentral, kebijakan perdagangan yang lebih stabil, serta prospek ekonomi yang cerah telah mendukung penguatan mata uang Asia, terutama rupiah dan rupee, dalam beberapa pekan terakhir.
Komentar