Kata Bahlil kepada pers pada Selasa 27 Agustus 2024 (Sehari setelah kejadian Airin dibentak-bentak), “Untuk Provinsi Banten, yang pasti temen-temen tunggu yang dari kemarin, memang ini prosesnya panjang. Memang barang bagus itu pasti itu memang banyak yang minat.” Ia bilang itu di kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, saat menyambut Airin. Lha enggak jadi pindah ke sebelah? Ya enggak lah.
Kita lihat sejenak peta politik di provinsi Banten.
Parlemen (DPRD) Banten ada 100 kursi, pada periode 2024-2029 ada 10 partai politik, komposisinya: Gerindra punya 14 kursi, Golkar punya 14 kursi, PDI-Perjuangan punya 14 kursi, PKS punya 13 kursi, Demokrat punya 11 kursi, PKB punya 10 kursi, Nasdem punya 10 kursi, PAN punya 7 kursi, PPP punya 4 kursi, dan PSI punya 3 kursi.
Koalisi Indonesia Maju terbelah, Golkar jadinya bersama PDI Perjuangan mengusung paslon Airin Rachmi Diany dan Ade Sumardi, sementara Gerindra bersama PKS, Demokrat, PKB, Nasdem, PAN, PPP dan PSI mengusung paslon Andra Soni dan Dimyati Natakusumah.
Airin ini mantan Walikota Tangerang Selatan dan ia masih keluarga Ratu Atut (Keluarga Besar Haji Tubagus Chasan Sochib atau Haji Hasan) dan Ade Sumardi adalah mantan Wakil Bupati Lebak. Sementara Andra Soni adalah kader Gerindra yang juga Ketua DPRD Banten dan Dimyati Natakusumah adalah kader PKS yang mantan Bupati Pandeglang.
Hasil survey elektabilitas kedua paslon, seperti dilaporkan Harian Tribun Kaltim (Sabtu, 16 November 2024) adalah sebagai berikut. Survey LSI yang dilakukan pada 27 Juli – 4 Agustus 2024 (memang sudah agak lama): elektabilitas Airin adalah 77,3 persen, sementara Andra Soni adalah sekitar 10 persen. Sedangkan yang belum menentukan pilihan sebanyak 12,7 persen.
Jika dilakukan simulasi berpasangan dengan cawagubnya, elektabilitas paslon Andra Soni – Dimyati Natakusumah naik jadi 12,2 persen, sedangkan paslon Airin – Ade turun jadi 73,7 persen. Responden yang belum menentukan pilihan sebanyak 14,1 persen.
Ada lagi survey elektabilitas terakhir oleh KataData Telco pada 4 – 9 September 2024. Analisis elektabilitas melalui segmentasi pemilih telco ini melengkapi strategi meraup suara melalui ranah digital.
Dari aspek popularitas, Airin meraih 71 persen, sedangkan Andra Soni meraih 39 persen. Kalau dari aspek elektabilitas, Airin dapat 50,2 persen, sedangkan Andra Soni 10 persen, sisanya (hampir 40 persen) tidak jelas atau belum menentukan. Jadi ruang rivalitas masih terbuka lebar.
Komentar