JurnalPatroliNews – JurnalPatroliNews – Jakarta, Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan disarankan segera “mengadopsi” Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan jika ingin tetap berstatus “The Ruling Party” di tehun 2024 mendatang.
Saran ini disampaikan Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia’s Democratic Policy, Satyo Purwanto menanggapi hasil survei yang dirilis Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC) pada Sabtu (22/5). Di mana nama Anies Baswedan menjadi yang paling moncer di antara kandidat lain untuk pilpres.
Menurut Satyo, partai politik (parpol) akan melakukan estimasi dengan beberapa parameter dikarenakan KPU akan memulai tahapan Pemilu sekitar Juli 2022 atau kurang lebih 20 bulan sebelum digelarnya Pileg dan Pilpres pada Maret atau April 2024.
Parameter yang akan jadi pertimbangan parpol ada dua hal. Yaitu, hasil Pilkada Desember 2020 dan popularitas dan kekuatan elektabilitas capres dan cawapres yang akan diusungnya.
“Dari parameter tersebut tentunya semua parpol bisa regrouping dan mengubah peta koalisi, menghitung ulang deal-deal politik dan otak-atik sejumlah nama yang akan berpeluang diusung dalam Pilpres 2024,” jelas Satyo.
Selain itu, akibat adanya coattail effect, maka parpol akan hati-hati mencermati perkembangan popularitas dan kekuatan elektabilitas seorang bakal calon.
Seperti Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang selalu juara dalam survei-survei yang digelar oleh lembaga survei nasional.
“Misalnya hasil survei yang dirilis oleh ARSC, fenomena Anies Baswedan seperti mengulang kemunculan Jokowi di Pilpres 2014,” kata Satyo.
Di saat yang sama masih, persepsi masyarakat terhadap parpol pendukung pemerintah, trendnya sedang menuju ke arah penurunan dukungan.
“Meskipun tidak terlalu signifikan bahkan ada yang naik namun jika dikomparasi dengan pemilu 2019 bukan kah itu justru dukungan masyarakat yang stagnan dan malah cenderung berkurang?” terang Satyo.
Akibat kejenuhan persepsi masyarakat kepada parpol pendukung pemerintah tersebut, kata Satyo, membuat Partai Demokrat mendapatkan rebound.
“Sangat mungkin pula prosentase dukungan masyarakat dapat lebih meroket jika sanggup menentukan Capres dengan kemampuan mengerek elektabilitas partai,” tutur Satyo.
Untuk PDIP sebagai parpol dengan status “The Ruling Party” yang sedang berproses menuju suksesi harus bergerak cepat. PDIP harus peka bahwa calon-calon yang mereka usung selalu keok dari Anies.
“Para jago PDIP kekuatan bacalonnya yang santer disebut adalah Puan Maharani, Tri Risma H, dan Ganjar Pranowo dan mereka semua selalu kalah populer oleh Gubernur DKI,” kata Satyo.
“Jika PDIP berkepentingan untuk melanggengkan status ‘The ruling party’, maka jawaban yang paling logis adalah ‘mengadopsi’ Anies Baswedan. Atau opsi lainnya menebar jaring untuk mencari tokoh yang minimal ‘se-level’ dengan kemonceran elektabilitas Anies Baswedan,” pungkas Satyo.
(*/lk)
Komentar