JurnalPatroliNews – Jakarta – Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok terang-terangan menyebut sosok yang ideal menjadi Gubernur DKI Jakarta. Hal itu ia sampaikan melalui video berdurasi 35 menit di channel YouTube pribadinya.
“Yang paling penting, gubernurnya lurus dan transparan. Kalau kepalanya lurus, di bawahnya tidak berani tidak lurus,” kata Ahok dalam video tersebut, dikutip Sabtu (11/5/24).
Ahok menegaskan bahwa seorang Gubernur Jakarta yang ideal tidak boleh memiliki prasangka bahwa semua orang sudah “main”, karena hal itu akan mempengaruhi cara dia memimpin.
Selain itu, Ahok menyoroti pentingnya menerapkan prinsip meritokrasi, di mana jabatan haruslah diperoleh melalui kinerja dan bukan atas dasar hubungan atau kesukaan.
“Jabatan itu tidak bisa karena suka atau tidak suka, dekat atau tidak dekat, tetapi siapa yang paling banyak mau melayani warga Jakarta, dia yang pantas menduduki posisi tertinggi,” tegas Ahok.
Ahok juga menitikberatkan bahwa Jakarta sebagai kota metropolitan besar harus memastikan bahwa penduduknya tidak mengalami kelaparan, karena hanya dengan perut kenyang, pikiran akan menjadi tenang dan efisiensi kerja akan meningkat.
Visinya adalah menjadikan Jakarta sebagai kota yang memberikan keuntungan bagi semua pihak. Untuk mewujudkannya, pemerintah perlu mengelola kebijakan dan anggaran dengan cermat.
“Kita harus menjamin setiap keluarga di Jakarta punya kemampuan Rp 5 juta per bulan. Ideal tinggal di Jakarta itu seharusnya Rp 5-10 juta. Rp 15 juta lebih bagus. Dengan adanya uang seperti itu, pemerintah harus mengadministrasi keadilan sosial,” ia menjelaskan.
Ahok juga menekankan bahwa pemerintah harus berperan aktif dalam memberikan pelatihan dan dukungan teknis kepada masyarakat. Ketika kota berkembang, kebutuhan akan jasa teknis seperti perawatan rumah, listrik, dan pipa akan meningkat, dan pemerintah harus siap memberikan bantuan dalam hal ini.
“Dari mana melatihnya? Di situ fungsi pemerintah. Orang tinggal mendaftar, saya bisa kasih tahu bagaimana tekniknya bagi yang mau menjalankan,” kata Ahok.
Komentar