Jurnalpatrolinews – Jayapura : Dinilai Sumber Daya Alam (SDM) di wilayah Konflik Intan Jaya menjadi pemicu Konflik juga menjadi agenda Kapitalis Global dengan infestor luar negeri hingga mengakibatkan masyarakat banyak memakan korban.
Juru Bicara Internasional Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Victor Yeimo kepada Cenderawasih Pos melalui sambungan Telepon selulernya Jumat, (6/11) mengatakan, bahwa yang mengakibatkan adanya operasi militer besar-besaran di Intan Jaya hingga mengakibatkan masyarakat dan hamba Tuhan korban adalah adanya niat pemerintah pusat yang ingin memburu 40.000 hektar luas cadangan emas senilai Rp 200 trlium di blok Wabu- Intan Jaya.
“Saat ini kolonialisme Indonesia melalui Gubernur Papua dan Jakarta sedang memburu 40.000 hektar luas cadangan emas senilai Rp 200 triliun di blok Wabu, Intan Jaya. Itulah alasan utama operasi militer besar-besaran di Intan Jaya terus dilancarkan,” kata Viktor.
Kata Heimo hal ini karena nafsu eksploitasi ini, kolonial dan kapitalis tidak peduli pada kejahatan kemanusiaan dan lingkungan yang sedang dan akan terjadi.
“Persis melanjutkan tabiat buruk operasi Freeport yang membantai manusia dan menghancurkan lingkungan dan habitatnya,” katanya.
Bahkan ia menyebutkan rangkaian peristiwa kematian orang asli Papua sejak hadirnya Freeport di di Papua telah memakan banyak korban dan hari ini pun menjadi hal yang sama di masyarakat Intan Jaya sebagai pemilik SDM di Blok Wabu.
“Ulah perburuan emas, Amerika Serikat dan Indonesia telah menyebabkan genosida, ekodisa, dan ethnosida secara brutal. Apa artinya emas kalau manusianya terus menerus habis terbunuh? Ini kejahatan yang harus dilawan,” katanya.
Terkait hal ini ia meminta masyarakat satukan barisan lawan semua rencana pemerintah Indonesia yang tidak pernah memikirkan nasib masyarakat asli Papua.
“Lawan semua produk kolonial dan kapitalis. Kita tolak Otsus, Omnibus Law, dan tambang Blok Wabu. Ketiganya adalah paket politik ekonomi kolonial dan kapitalis yang sedang diamankan oleh kekuatan militer kolonial Indonesia,” katanya.
Dia juga meminta agar masyarakat harus kritis dan memberikan protes tegas terhadap sikap pemerintah daerah baik Gubernur maupun kepala daerah yang jelas-jelas tidak berpihak kepada masyarakat tetapi malah membunuh masyarakatnya sendiri lewat kebijakan pemerintah pusat
“Protes pada setiap antek-antel kolonial dan kapitalis, mulai dari Gubernur, Bupati, DPRP dan kroni-kroninya yang sedang bermain-main diatas penderitaan bangsa Papua. Kita bangkit melawan untuk masa depan tanah dan manusia Papua,” ujarnya.
Sebelumnya Mewakili Tim Kemanusiaan Untuk Intan Jaya Papua, Ketua Tim juga selaku Aktivis HAM Haris Azhar mengatakan ada konflik yang terjadi di Intan Jaya Tidak terlepas dari adanya Potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang ada di wilayah itu.
Ia mengatakan, daerah Intan Jaya memiliki potensi sumber daya alam yang cukup melimpah yang diatasnya ditinggali oleh masyarakat pemilik hak ulayat yang saat ini terjadi konflik bersenjata.
“Kualitas keamanan yang sangat rentan sektor sumber daya alam juga sangat potensial terutama kandungan mineral emas kandungan tersebut berlokasi di Gunung bola di mana dalam lokasi tersebut berada Kampung Yuparu , Sambili, Mamba, Yokatapa, Wandoga, Bilogai, Kumbalagupa , Unimba, Gamagai,,Bioundoga, dan Mindo semuanya berada di distrik Sugapa dan Igimba,” katanya.
Pendiri Kantor Hukum dan HAM Lokataru Foundation itu juga mengatakan bahkan potensi emas tersebut sudah pernah dieksplorasi oleh Freeport Indonesia sejak 1990 yang di mana menyimpan kandungan emas yang cukup melimpah.
“Hampir semua lokasi di atas pernah dilakukan eksplorasi tambang Freeport Indonesia sejak 1990 sampai dengan 2015 lokasi tambang tersebut tidak lanjut dikelola oleh Freeport Indonesia,” ujarnya.
Akibat dari potensi sumber daya alam tersebut maka keterkaitannya dengan beberapa peristiwa kejadian pelanggaran HAM di wilayah Intan Jaya bisa dikatakan ada kaitanya.
“Potensi sumber daya alam di daerah ini sangat besar di mana Emas Wabu Pertama kali diidentifikasi pada April 1990 dan berjarak 35 KM garis lurus dari tambang grasberg, Blok Wabu memiliki sumber daya emas sebesar 8,13 ton,” katanya
Bahkan ia mengungkapkan terkait potensi sumber daya alam tersebut ada sekitar 5 investor asing dari Negeri Jiran Cina ingin mengelola tambang tersebut di atas tanah yang dimiliki masyarakat Intan Jaya yang saat ini tengah terjadi konflik bahkan pembunuhan beberapa hamba Tuhan yang dilakukan oleh aparat.
“Saatt ini ada 5 calon investor asing dari Cina yang dibidik mengelola potensi tambang tersebut,” pungkasnya. (cepos online)
Komentar