Warga Desa Nawang Baru Di Perbatasan RI -Malaysia Berunjuk Rasa

Surat terbuka dari masyarakat Perbatasan itu menegaskan, wilayah Apau Kayan itu sebagai kawasan strategis nasional dan kawasan 3T (terdepan, tertinggal, dan terluar) semestinya bisa berubah menjadi Daerah Maju yang setara dengan daerah-daerah lain. Namun pada kenyataanya, semua rasa bangga dan harapan tersebut menjadi sirna.

“Bahkan seperti mimpi buruk karena fasilitas yang dulu pernah dinikmati masyarakat tahun-
tahun sebelumnya seperti sinyal telkomsel sejak 3 tahun terakhir tidak bisa berfungsi,” ujarnya.

Ia pun menyebut BBM satu harga yang memberi harapan meringankan beban masyarakat, harganya tidak sesuai Rp10 ribu per liter dan masyarakat hanya diberikan 10 liter per kk sekarang sudah tidak jelas kemana didistribusikan bahkan di tahun 2023 ini masyarakat baru sekali mendapat pembagian BBM Premium.

“Sedangkan solar tidak pernah dibagikan sejak masuknya program BBM satu harga di perbatasan.
Jadi kami mohon pihak-pihak terkait dapat memberikan solusi terhadap penderitaan
masyarakat yang berada di kawasan strategis nasional ini,” pungkasnya.
Berikut Tuntutan Warga Apau Kayan :

  1. Pihak Pemerintah daerah Kabupaten Malinau dan PT Telkomsel dapat mengaktifkan
    Tower Telkomsel yang ada di Kecamatan Kayan Hulu.
  2. Pihak Kementrian Komunikasi dan Infomasi (Kominfo) segera menyelesaikan
    pembangunan Base Transceiver Stasiun (BTS) 4G yang ada di Desa Nawang Baru
    dan Desa Long Temuyat yang selama ini tehenti.
  3. Pihak Pertamina/lembaga Penyalur dapat mendistribusikan BBM satu harga kepada
    masyarakat sesuai jumlah dan harga yang telah ditetapkan pemerintah karena selama
    ini masyarakat tidak lagi menikmati BBM satu harga program pemerintah tersebut.

Komentar