Kejagung RI Dan Bank Indonesia Kolaborasi Tingkatkan Literasi Keuangan PMI

JurnalPatroliNews – Jakarta – Dalam upaya meningkatkan pemahaman keuangan bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan keluarganya, Sekretaris Jaksa Agung Muda Intelijen (SesJAM-Intel) Sarjono Turin, melalui Kabag Sunproglapnil Supriyanto, menggelar sosialisasi dan edukasi literasi keuangan.

Kegiatan ini berlangsung di Tulungagung pada Rabu, 19 Maret 2025, dan dilanjutkan di Ponorogo, Jawa Timur, pada Kamis, 20 Maret 2025.

Dalam kesempatan tersebut, Supriyanto menekankan pentingnya literasi keuangan bagi PMI agar mereka dapat mengelola hasil jerih payahnya dengan bijak. “Kami ingin PMI dan keluarganya memiliki pemahaman yang baik dalam mengelola remitansi. Dengan demikian, mereka tidak hanya menggunakannya untuk kebutuhan konsumtif, tetapi juga untuk investasi atau membangun usaha yang berkelanjutan,” ujarnya.

Langkah Strategis Pemerintah untuk Pengelolaan Remitansi

Program ini merupakan bagian dari implementasi Keputusan Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Nomor 151 Tahun 2024 mengenai Desk Koordinasi Peningkatan Penerimaan Devisa Negara. Kejaksaan Agung, melalui bidang Intelijen, bekerja sama dengan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Bank Indonesia, serta sejumlah bank nasional seperti BNI, Bank Mandiri, BRI, dan Bank Central Asia. Selain itu, 14 kementerian dan lembaga lainnya turut serta dalam mendukung program ini.

Supriyanto menjelaskan bahwa setelah sukses memberikan edukasi keuangan bagi PMI di Hong Kong dan Malang, kini giliran keluarga PMI di Tulungagung dan Ponorogo yang menjadi sasaran sosialisasi. “Keluarga PMI memiliki peran sentral dalam pengelolaan keuangan. Jika mereka memiliki pemahaman yang baik tentang cara mengelola uang, maka kesejahteraan keluarga dapat meningkat secara signifikan,” katanya.

PMI sebagai Pahlawan Devisa

Menurut data Bank Indonesia tahun 2024, PMI memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional dengan menyumbang devisa melalui remitansi sebesar 15,70 miliar USD atau sekitar Rp 263,8 triliun. Angka ini menjadikan PMI sebagai penyumbang devisa terbesar kedua setelah sektor migas, sehingga mereka dijuluki sebagai Pahlawan Devisa.

Melihat potensi besar ini, pemerintah merasa perlu memberikan edukasi yang komprehensif agar dana remitansi yang dikirimkan PMI tidak habis begitu saja, melainkan dapat digunakan secara produktif untuk meningkatkan taraf hidup keluarga mereka di tanah air.

Kolaborasi Berbagai Pihak dalam Edukasi Keuangan

Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Kepala Dinas Tenaga Kerja sebagai tuan rumah, Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Kediri, serta Direktur Literasi Keuangan dan Pemanfaatan Remitansi Kementerian P2MI. Selain itu, materi edukasi juga disampaikan oleh perwakilan dari Kementerian P2MI, Bank Indonesia, BRI, dan BNI.

Komentar