Sebagai bagian dari langkah stabilisasi ekonomi, Beijing telah merevisi target inflasi tahunannya menjadi sekitar 2%, terendah dalam lebih dari dua dekade, sebagai bentuk respons terhadap tekanan deflasi yang semakin nyata. Februari lalu, inflasi harga konsumen China untuk pertama kalinya dalam lebih dari setahun turun ke zona negatif, mengindikasikan lemahnya permintaan domestik.
Untuk mendukung konsumsi, pemerintah China juga mengumumkan penerbitan tambahan obligasi negara ultra-panjang senilai 300 miliar yuan dalam pertemuan parlemen tahunan. Dana ini akan difokuskan pada subsidi dan insentif bagi masyarakat guna mendorong belanja serta menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.
Meskipun berbagai langkah telah ditempuh, para ekonom menilai bahwa tanpa dorongan stimulus yang lebih besar, target pertumbuhan tahun ini akan sulit tercapai, terutama dengan ekspor yang diperkirakan melemah. Sebagai negara dengan ekspor menyumbang hampir seperempat dari Produk Domestik Bruto (PDB) tahun lalu, China perlu menemukan strategi baru untuk menyeimbangkan perekonomiannya dalam menghadapi ketidakpastian global.
Komentar