Pemerintah Venezuela mengecam tindakan tersebut sebagai aksi pembajakan, menuduh Washington meningkatkan tekanan pada pemerintahan Maduro setelah hasil pemilihan presiden yang dipertanyakan bulan lalu.
“Sekali lagi, otoritas AS, melalui praktik kriminal yang berulang dan tak dapat disebut dengan istilah lain kecuali pembajakan, telah secara ilegal menyita pesawat yang digunakan oleh presiden Republik,” bunyi pernyataan pemerintah Venezuela.
Selama bertahun-tahun, pemerintah AS telah berupaya menghambat aliran dana miliaran dolar ke rezim Maduro. Investigasi Keamanan Dalam Negeri telah menyita puluhan kendaraan mewah dan aset lainnya yang ditujukan ke Venezuela.
AS baru-baru ini meningkatkan tekanannya pada pemerintah Venezuela agar segera merilis data resmi terkait pemilihan presiden, dengan mengutip kekhawatiran atas keabsahan kemenangan Maduro.
Oposisi Venezuela telah merilis lebih dari 80 persen hasil penghitungan suara yang dikumpulkan dari seluruh mesin pemungutan suara di negara tersebut. Bukti tersebut menunjukkan bahwa kandidat oposisi, Edmundo Gonzalez Urrutia, sebenarnya memenangkan pemilihan tersebut.
Tahun ini, AS kembali memberlakukan sanksi terhadap sektor minyak dan gas Venezuela sebagai respons terhadap kegagalan pemerintah Maduro dalam menjamin pemilihan yang inklusif dan kompetitif.
Setelah pemilihan ulang Maduro yang kontroversial pada 28 Juli, Venezuela menangguhkan penerbangan komersial ke dan dari Republik Dominika.
Komentar