AS Takut Kematian Raisi Picu Perang Dunia III

JurnalPatroliNews – AS – Perkembangan kasus kecelakaan helikopter yang menimpa Presiden Iran Ebrahim Raisi dan pejabat penting lainnya terus dipantau dengan cermat oleh Amerika Serikat.

Menurut laporan Politico pada Rabu (22/5), AS tengah mengamati dengan serius pergolakan politik dalam negeri Iran pasca kematian Raisi dan dampaknya terhadap dinamika regional.

Berita kematian Raisi yang terjadi akhir pekan lalu membuat AS khawatir. Ada ketakutan bahwa Iran akan menuduh Israel dan AS sebagai dalang sabotase yang menyebabkan jatuhnya helikopter Raisi di dekat perbatasan.

Seorang pejabat senior AS mengungkapkan bahwa kekhawatiran tersebut memicu spekulasi mengenai potensi terjadinya Perang Dunia III.

“Saat ini, bukan hal yang aneh untuk bertanya, Apakah ini awal dari Perang Dunia III?,” ujarnya.

Pada Senin (20/5), juru bicara utama Departemen Luar Negeri, Matthew Miller, menyampaikan belasungkawa atas kematian Raisi namun menolak untuk membantu penyelidikan karena alasan logistik.

“Pada akhirnya, karena alasan logistik, kami tidak dapat memberikan bantuan tersebut,” ujarnya.

Pada hari yang sama, Menteri Pertahanan Lloyd Austin menegaskan bahwa AS tidak terlibat dalam kecelakaan Raisi, sebuah pernyataan yang ditujukan untuk menepis spekulasi bahwa AS bekerja sama dengan Israel untuk membunuh pemimpin Iran.

“Amerika Serikat tidak terlibat dalam kecelakaan itu,” tegasnya.

Sumber lain dari AS memprediksi bahwa Iran kemungkinan akan lebih fokus pada masalah internal daripada mengambil kebijakan signifikan di kawasan.

“Iran akan terlalu terbebani dengan permasalahan internal sehingga tidak dapat melakukan perubahan besar terhadap kebijakan regionalnya,” ujarnya.

Setelah kematian Raisi, wakilnya Mohammad Mokhber telah diangkat sebagai pejabat sementara Presiden Iran hingga pemilu baru dapat diadakan.

Mokhber, yang memiliki profil relatif rendah, menarik perhatian pemerintahan Biden karena perannya dalam memasok drone dan rudal ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina.

Pada Oktober 2022, Mokhber merupakan salah satu delegasi pejabat senior Iran yang melakukan perjalanan ke Moskow untuk menyelesaikan penjualan drone dan rudal balistik Iran ke Rusia.

Komentar