Benarkah..! Israel Runtuh pada 2022, Ini Ramalan Versi Mantan Menlu AS Henry Kissinger

Ia hanya membicarakan tren demografis, sosial, ekonomi yang telah mengubah esensi negara. Apabila ramalan itu benar, Diskin mengatakan, nantinya kondisi masyarakat akan mengalami perubahan.

Merangkak Naik, Emas Sudah Banyak yang Borong, Mulai Bersinar Lagi

JurnalPatroliNews – Jakarta,- Harga emas terus merangkak naik. Pada perdagangan Senin (18/7/2022) pukul 15: 45 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.718,29 per troy ons. Harga emas menguat 0,67%.

Dalam sepekan, harga emas menyusut 0,89% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas juga melemah 6,5% sementara dalam setahun merosot 5,2%.

Stephen Innes, analis dari SPI Asset Management mengatakan penguatan emas ditopang oleh kembali melemahnya dollar Amerika Serikat (AS).

Mata uang greenback loyo karena surutnya ekspektasi pasar mengenai kenaikan suku bunga acuan The Fed sebesar 100 bps.

Dollar index pada sore hari ini melemah ke level 107,57. Posisi tersebut adalah yang terendah sejak 8 Juli lalu atau dalam sembilan hari terakhir.

“Pelaku pasar sepertinya mulai berhenti berekspektasi jika The Fed (the Federal Reserve) akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 100 bps pada bulan ini setelah survei University of Michigan menunjukkan inflasi melemah,” tutur Innes, kepada Reuters.

Survei University of Michigan menunjukkan ekspektasi inflasi AS untuk lima tahun ke depan ada di angka 2,8% pada Juli, turun 3,1% dibandingkan pada Juni.

“Pasar sudah melakukan priced-in kebijakan hawkish bank sentral. Dengan harga emas bertahan di level US$ 1.700 pekan lalu, mungkin akan tekanan dalam jangka pendek karena pelaku emas yang berpandangan hawkish kecewa dengan kenaikan suku bunga acuan sebesar 75 bps,” imbuh Innes.

Beberapa pejabat elit bank sentral AS (The Fed) telah memberi sinyal jika mereka lebih memilih menaikkan suku bunga 75 basis poin di bulan ini, ketimbang 100 basis poin seperti ekspektasi pelaku pasar.

Presiden The Fed wilayah St. Louis, James Bullard mengatakan meski inflasi belum mencapai puncaknya, ia yakin di tahun 2023 akan terjadi penurunan, dan untuk saat ini ia tidak mendukung kenaikan 100 basis poin.

Bullard merupakan salah satu pejabat The Fed yang paling hawkish. Pernyataannya yang tidak mendukung kenaikan 100 basis poin menjadi 2.5% – 2,75% langsung menurunkan ekspektasi pasar terhadap kenaikan sebesar 100 bps.

Komentar