Baru-baru ini, Boeing dinyatakan bersalah atas “konspirasi penipuan kriminal” terkait dua kecelakaan 737 MAX pada tahun 2018 dan 2019 yang menewaskan 346 orang. Perusahaan tersebut juga diwajibkan menginvestasikan setidaknya US$ 455 juta (Rp 7,4 triliun) selama tiga tahun ke depan untuk memperkuat program keselamatan dan kepatuhannya.
Boeing terus dihantui oleh serangkaian insiden. Pada Januari, sebuah Boeing 737 MAX milik Alaska Airlines mengalami ledakan pada pintu pesawat saat terbang di atas Oregon. Beberapa minggu yang lalu, Boeing 737 MAX milik Korean Air jatuh dari ketinggian 26.900 kaki (7,6 km) dalam waktu hanya 15 menit, menyebabkan 17 penumpang dirawat di rumah sakit.
Tidak hanya pesawat berbadan sedang, insiden juga melanda pesawat berbadan lebar Boeing 787. Pada Maret, armada 787-9 milik maskapai Chili, LATAM, dilaporkan jatuh bebas dalam penerbangan dari Sydney, Australia, menuju Auckland, Selandia Baru, mengakibatkan 50 penumpang luka-luka.
Pada bulan Mei, sebuah Boeing 777-300ER milik Singapore Airlines juga mengalami jatuh bebas setelah mengalami turbulensi hebat di Laut Andaman saat terbang dari London Heathrow menuju Singapura dengan kode penerbangan SQ 321. Insiden ini menyebabkan satu orang tewas dan belasan lainnya harus dirawat intensif.
Komentar