JurnalPatroliNews – Jakarta – Kebijakan tarif timbal balik yang diumumkan Presiden AS Donald Trump pada 2 April 2025 memicu reaksi beragam dari berbagai pemimpin dunia.
Kanada termasuk yang paling vokal dalam menolak keputusan ini. Perdana Menteri Mark Carney menegaskan bahwa pemerintahannya siap merespons kebijakan Trump dengan langkah serupa.
“Kami akan melindungi pekerja kami,” ujar Carney, dikutip dari Axios. Ia juga menyerukan persatuan masyarakat Kanada dalam menghadapi kebijakan perdagangan AS tersebut.
Berbeda dengan Kanada, Meksiko memilih sikap yang lebih tenang. Presiden Claudia Sheinbaum menyatakan bahwa negaranya tidak akan membalas tarif AS, melainkan akan fokus memperkuat ekonomi domestik.
“Kami akan mencermati pengumuman dari AS, tetapi kami sudah memiliki strategi ekonomi yang siap diterapkan dalam berbagai kondisi,” ungkap Sheinbaum.
Di Inggris, Perdana Menteri Keir Starmer menghindari eskalasi konflik dagang dan lebih memilih jalur diplomasi.
“Saya yakin kita bisa menemukan solusi yang menghindari tarif ini sekaligus memperkuat hubungan dengan AS,” kata Starmer.
Sebagai bagian dari pendekatan diplomatiknya, Starmer telah bertemu Trump di Gedung Putih pada Februari 2025, sekaligus menyampaikan undangan dari Raja Charles untuk kunjungan kenegaraan ke Inggris. Trump dikabarkan menerima undangan tersebut.
Sementara itu, Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, bereaksi lebih keras terhadap kebijakan ini.
“Tarif ini tidak masuk akal dan bukan tindakan yang layak dilakukan oleh seorang teman,” ujar Albanese. “Jika ini benar-benar tarif timbal balik, maka angkanya seharusnya nol, bukan 10 persen.”
Di Jepang, Kepala Bank Sentral Kazuo Ueda mengingatkan bahwa kebijakan tarif AS berpotensi mengganggu perdagangan global.
“Ketidakpastian masih tinggi. Kami akan terus memantau perkembangan ini untuk mengukur dampaknya terhadap ekonomi dunia,” katanya kepada Japan Times.
Spanyol juga menyatakan ketidaksetujuannya. Perdana Menteri Pedro Sanchez menegaskan bahwa Eropa tidak akan tinggal diam menghadapi kebijakan Trump.
“Uni Eropa akan mengambil langkah cepat, tegas, dan bersama-sama untuk melindungi kepentingannya,” kata Sanchez.
Tarif 10 persen ini dijadwalkan mulai berlaku di AS pada 5 April 2025, sementara sekitar 60 negara lain akan terdampak mulai 9 April 2025.
Komentar