Pada tahun 2030, diperkirakan AI akan menyumbang USD 15,7 triliun bagi ekonomi global, meningkatkan PDB UEA hingga 35 persen dan mengurangi biaya pemerintah hingga 50 persen. Saat ini, UEA memiliki 120 ribu pekerja AI, berbanding 30 ribbu pada dua tahun lalu.
“Kami berharap bahwa dampak sektor AI dalam ekonomi nasional kami akan terus meningkat, terutama setelah diluncurkannya Cetak Biru Universal Dubai untuk Kecerdasan Buatan (Dubai Universal Blueprint for Artificial Intelligence),” ujar Dubes Al-Dhaheri. Ia menambahkan, inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas bisnis hingga 50 persen dan menumbuhkan ekonomi hingga USD 27 miliar melalui penggunaan AI.
Di akhir pidatonya, Dubes UEA mengajak Indonesia untuk berkolaborasi dimana kedua negara memiliki visi yang sama dalam memanfaatkan teknologi dan inovasi untuk mendorong pembangunan berkelanjutan.
“Kami yakin bahwa dengan menggabungkan kekuatan sumber daya alam Indonesia yang kaya dan sektor teknologi yang sedang berkembang, dengan visi dan keahlian UEA dalam teknologi canggih, kita dapat menjalin kemitraan yang lebih kuat,” ujarnya.
Menurutnya, kolaborasi UEA-Indonesia ini berpotensi mewujudkan manfaat bersama di berbagai bidang seperti energi terbarukan, teknologi, dan pembangunan infrastruktur.
“Bersama-sama, kita dapat memelopori solusi baru dan berkontribusi bagi masa depan yang lebih sejahtera dan berkelanjutan bagi kedua negara kita,” pungkasnya.
Komentar