JurnalPatroliNews – Jakarta – Kelompok Hizbullah di Lebanon marah besar setelah terjadinya ledakan ribuan pager atau alat penerima pesan di wilayah mereka pada Selasa (17/9).
Ledakan ini menewaskan sembilan orang, termasuk delapan anggota Hizbullah, dan melukai ribuan lainnya. Hizbullah menuduh badan intelijen Israel, Mossad, berada di balik teror ini dan berjanji akan menuntut balas.
“Kami menganggap musuh Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas agresi kriminal yang menargetkan warga sipil,” demikian pernyataan resmi Hizbullah yang dikutip dari Associated Press.
Mereka memperingatkan bahwa Israel akan menerima hukuman yang setimpal atas tindakan tersebut.
Menurut keterangan otoritas kesehatan Lebanon, selain sembilan korban jiwa, hampir 3.000 orang mengalami luka-luka akibat ledakan yang terjadi di berbagai tempat di Lebanon.
Salah satu korban tewas adalah anak dari seorang anggota parlemen Hizbullah, sementara Duta Besar Iran untuk Lebanon juga masuk dalam daftar korban luka akibat insiden ini.
Hizbullah meyakini bahwa Mossad sengaja menanam bahan peledak di ribuan pager yang didistribusikan di Lebanon.
Pager yang hanya bisa menerima pesan ini digunakan oleh Hizbullah sebagai alat komunikasi utama, karena dianggap lebih aman daripada ponsel yang rentan disadap oleh Israel.
Mayoritas pager yang terlibat dalam insiden ini diketahui adalah model AP924 buatan Gold Apollo, perusahaan asal Taiwan.
Namun, pihak Gold Apollo membantah bahwa produk mereka bertanggung jawab atas ledakan tersebut. Mereka mengklaim bahwa ada pabrik di Eropa yang juga memproduksi pager serupa.
Foto-foto pager yang hangus setelah ledakan, terutama model AR924, menjadi viral di media sosial. Hingga saat ini, Israel belum memberikan tanggapan resmi terkait tuduhan keterlibatan mereka dalam insiden ledakan pager tersebut.
Ketegangan antara Hizbullah dan Israel terus meningkat sejak pecahnya perang Gaza pada Oktober 2023. Situasi ini semakin memperkeruh hubungan kedua pihak, dengan Hizbullah yang semakin vokal menuduh Israel melakukan tindakan agresif di Lebanon.
Sebelumnya, Hizbullah memilih menggunakan pager untuk komunikasi internal karena menganggapnya lebih aman daripada ponsel, yang dianggap mudah disusupi oleh intelijen Israel.
Komentar