JurnalPatroliNews – AS – Konflik antara Israel dan kelompok Hizbullah dari Lebanon terus berlanjut, memicu kekhawatiran akan pecahnya perang. Jenderal Angkatan Udara Charles Q. Brown Jr., Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat (AS), baru saja memberikan pandangan terkait situasi di Timur Tengah ini.
Setelah menghabiskan tiga hari di Timur Tengah, Brown mengungkapkan bahwa risiko perang skala besar di kawasan itu telah berkurang dalam waktu dekat. Hal ini terjadi setelah Israel dan Hizbullah saling serang tanpa adanya eskalasi lebih lanjut. Namun, Brown juga menegaskan bahwa ancaman dari Iran masih sangat nyata, terutama terkait rencana serangan terhadap Israel.
Brown menjelaskan bahwa serangan Hizbullah hanyalah salah satu dari dua ancaman besar yang baru-baru ini dihadapi Israel. Ancaman lainnya datang dari Iran yang berpotensi melakukan aksi balasan atas terbunuhnya seorang pemimpin Hamas di Teheran bulan lalu.
Ketika ditanya mengenai kemungkinan terjadinya perang regional dalam waktu dekat, Brown menjawab: “Kelihatannya, iya.”
“Kita sudah tahu ada dua hal yang akan terjadi. Salah satunya sudah terjadi. Sekarang, semuanya tergantung pada bagaimana yang kedua akan berlangsung,” ujar Brown dalam perjalanan meninggalkan Israel kepada Reuters pada Senin (26/8/2024).
Brown menambahkan bahwa bagaimana Iran bereaksi akan menentukan respon Israel, yang pada akhirnya akan menentukan apakah konflik yang lebih luas akan terjadi atau tidak.
Brown juga mengingatkan bahwa ancaman tidak hanya datang dari Iran, tetapi juga dari sekutu-sekutu militan Iran di kawasan seperti Irak, Suriah, dan Yordania, yang telah menyerang pasukan AS. Selain itu, kelompok Houthi di Yaman juga menjadi ancaman, dengan serangan terhadap pengiriman di Laut Merah dan bahkan serangan drone ke Israel.
“Dan apakah ada pihak lain yang mungkin bertindak sendiri karena ketidakpuasan mereka – terutama Houthi,” kata Brown, menyebut kelompok tersebut sebagai “kartu liar.”
Komentar