Dua anggota penjaga perdamaian asal Sri Lanka terluka dalam insiden ini, yang merupakan kejadian kedua dalam dua hari berturut-turut, menurut Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL).
Militer Israel menyatakan bahwa mereka menembak sebagai respons terhadap “ancaman langsung” yang berjarak sekitar 50 meter dari pos UNIFIL. Serangan ini mengundang kecaman internasional, termasuk dari Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menuding bahwa penjaga perdamaian PBB sengaja dijadikan target.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyebut tindakan tersebut sebagai “tidak dapat ditoleransi” dan merupakan pelanggaran hukum humaniter internasional, sementara pemerintah Inggris menganggap insiden ini sangat mengejutkan.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, juga mendesak Israel untuk segera menghentikan serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB.
Komentar