Houthi Kembali Melancarkan Serangan di Laut Merah, Korban Baru Berjatuhan

JurnalPatroliNews– Jakarta.,- Sebuah kapal kargo curah, Tutor, tenggelam beberapa hari setelah diserang oleh kelompok Houthi di Yaman. Serangan tersebut diyakini telah menewaskan seorang pelaut yang berada di dalam kapal. Insiden ini menandai kapal kedua yang tenggelam sejak pecahnya perang Israel-Hamas pada Oktober lalu.

Insiden tenggelamnya Tutor di Laut Merah merupakan eskalasi baru dari kelompok Houthi yang didukung Iran. Mereka telah memperluas kampanye yang menargetkan pengiriman melalui koridor maritim penting selama perang Israel-Hamas di Jalur Gaza.

Serangan Houthi dan Respon AS

Serangan ini terjadi meskipun Amerika Serikat telah melakukan kampanye selama berbulan-bulan di wilayah tersebut. Angkatan Laut AS menghadapi pertempuran maritim paling intens sejak Perang Dunia II, dengan serangan hampir setiap hari menargetkan kapal komersial dan kapal perang.

Tutor, kapal berbendera Liberia yang dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan Yunani, tenggelam di Laut Merah. Pusat Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) mengeluarkan peringatan kepada para pelaut di wilayah tersebut, menyatakan bahwa “otoritas militer melaporkan puing-puing laut dan minyak terlihat di lokasi terakhir yang dilaporkan. Kapal itu diyakini telah tenggelam.”

Reaksi Pihak Terkait

Kelompok Houthi belum mengakui tenggelamnya kapal tersebut. Militer AS juga belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini dan belum menanggapi permintaan komentar.

Tutor diserang sekitar seminggu yang lalu oleh kapal drone Houthi yang membawa bom di Laut Merah. John Kirby, juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, mengonfirmasi bahwa serangan itu menewaskan “seorang anggota kru yang berasal dari Filipina.”

Pihak Filipina belum mengakui kematian tersebut, namun pria yang berada di kapal Tutor telah hilang selama lebih dari seminggu di Laut Merah, yang menghadapi panas terik di musim panas.

Serangan-serangan Sebelumnya

Houthi telah melancarkan lebih dari 50 serangan terhadap pelayaran, menewaskan empat pelaut. Mereka telah menyita satu kapal dan menenggelamkan dua kapal sejak November, menurut Administrasi Maritim AS.

Kampanye serangan udara yang dipimpin AS telah menargetkan kelompok Houthi sejak Januari. Serangkaian serangan pada tanggal 30 Mei menewaskan sedikitnya 16 orang dan melukai 42 lainnya.

Pada bulan Maret, kapal Rubymar berbendera Belize yang membawa muatan pupuk tenggelam di Laut Merah setelah terendam air selama berhari-hari akibat serangan pemberontak.

Motif dan Dampak Serangan

Kelompok Houthi bersikeras bahwa serangan mereka menargetkan kapal-kapal yang memiliki hubungan dengan Israel, AS, atau Inggris. Namun, banyak dari kapal-kapal yang mereka serang memiliki sedikit atau bahkan tidak ada hubungannya dengan perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung. Serangan ini telah mengganggu jalur perdagangan maritim dan meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut.

Dengan eskalasi ini, penting bagi komunitas internasional untuk memperhatikan dan mengambil tindakan untuk melindungi pelayaran komersial di Laut Merah serta menjaga stabilitas di wilayah yang sangat rentan ini.

Komentar