2. Mikhail Kalashnikov, kreator senapan AK-47: ‘apakah saya juga jadi penyebab kematian mereka?’
Kalashnikov adalah perancang salah satu senapan yang paling dikenal di muka bumi, senapan semiotomatis AK-47.
Padahal awalnya, warga Rusia tersebut pada 1947 “sekadar” ingin membuat senapan yang sederhana, tahan banting dan dapat diandalkan.
Dalam perjalanannya, senapan yang diberi nama AK-47 itu menjadi senjata andalan tentara Soviet, Rusia, dan puluhan negara lain.
Juga menjadi simbol revolusi di seluruh dunia dan ikut dalam berbagai pertempuran di Angola, Vietnam, dan Afghanistan.
Tentara pemberontak juga menggunakan senjata ini, antara lain adalah kelompok FARC dan ELN di Kolombia. Pun kelompok bersenjata Palestina.
Pemimpin al Qaeda, Osama bin Laden dalam beberapa fotonya membawa senapan yang punya ciri khas kotak peluru yang melengkung tersebut.
Popularitas AK-47 tak lepas dari desainnya yang sederhana, mudah diproduksi, dan mudah dirawat.
Tak mengherankan jika AK-47 adalah senapan serbu yang paling banyak dipakai di dunia dan diperkirakan korban tewas akibat peluru yang disemburkan oleh senapan ini lebih banyak dari korban ledakan bom atom di Jepang.
Apa tanggapan Kalashnikov? Dalam hidupnya ia tak banyak mengeluarkan penyesalan secara terbuka. Bahkan, suatu ketika ia berujar, “Saya bisa tidur nyenyak.”
Tapi menjelang kematiannya, ia mengakui merasakan “penderitaan spiritual yang sangat perih”.
Dalam surat kepada Gereja Ortodoks Rusia — seperti dibocorkan oleh media di Rusia satu bulan setelah kematiannya — Kalashnikov mengatakan ia merasa bertanggung jawab atas kematian yang disebabkan senapan AK-47.
“Luka spiritual saya tak tertahankan. Saya terus bertanya ke diri saya sendiri. Jika senapan yang saya rancang membuat sengsara …. sebagai pemeluk Kristen Ortodoks apakah saya juga adalah penyebab kematian mereka,” tulis Kalashnikov.
3. Alfred Nobel, penemu dinamit, ‘dihantui oleh kematian dan kerusakan’
Publik mengenal Nobel — yang lahir pada 21 Oktober 1833 — sebagai figur yang aktif mempromosikan kemajuan ilmu pengetahuan dan perdamaian, yang namanya diabadikan sebagai penghargaan bergengsi tahunan, Hadiah Nobel.
Tapi penulis, ilmuwan, dan pengusaha ulung ini juga adalah penemu dinamit, yang ia patenkan pada 1867. Nobel sendiri sampai ia meninggal memiliki 355 paten.
Setahun sebelumnya, pada 1866, Nobel mengembangkan metode yang memungkinkan penggunaan bahan peledak nitrogliserin — yang kekuatannya lebih besar dari serbuk mesiu — secara aman.
Yang ia lakukan adalah mencampur nitrogliserin dengan kieselguhr yang membuatnya berubah menjadi semacam pasta dan bisa dibentuk seperti batangan. Selain menemukan dinamit, Nobel juga menemukan detonatornya.
Penemuan ini membuka era baru di bidang konstruksi, selain juga mendatangkan kekayaan ke sang penemu.
Namun, dinamit tidak hanya dipakai untuk kepentingan sipil. Militer juga memanfaatkan temuan ini, yang menyebabkan jatuhnya korban ratusan ribu orang.
Di surat wasiat yang ditinggalkan Nobel, ia antara lain meminta kekayaannya dimanfaatkan untuk mendirikan yayasan.
Dan berdirilah Yayasan Nobel yang merayakan pencapaian ilmu pengetahuan dan perdamaian.
Sebelum meninggal dunia di San Remo, Italia, pada 10 Desember 1896, Nobel dikatakan dihantui oleh kematian dan kerusakan yang diakibatkan oleh temuannya.
4. Arthur Galston, penemu Agen Oranye: ‘sains bukan untuk hancurkan manusia’
Ilmuwan Amerika Serikat, Arthur Galston, tak pernah membayangkan temuannya menjadi senjata perang, yang dikenal dengan Agen Oranye.
Galston bereksperimen dengan asam triiodobenzoic yang bisa dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan tanaman kacang kedelai dan membuat tanaman ini tumbuh lebih cepat.
Namun diketahui pula, pemakaian yang berlebihan akan membuat daun-daun tanaman menjadi rontok.
Temuan Galston tak terbatas pada bidang pertanian saja.
Ilmuwan-ilmuwan lain menggunakan asam triiodobenzoic untuk membuat Agen Oranye, herbisida yang bisa menggunduli hutan dan tanaman.
Inilah yang dilakukan militer Amerika Serikat dalam Perang Vietnam 1955-1975.
Mulai 1962 hingga 1970, tentara AS menjatuhkan kurang lebih 20 juta galon herbisida untuk merusak tanaman dan membongkar posisi serta rute yang dipakai oleh gerilyawan Viet Cong.
Agen Oranye tidak hanya merusak tanaman tapi juga berbahaya bagi kesehatan manusia.
Komponen Agen Oranye yang paling berbahaya adalah dioxin, polutan yang bisa bertahan hingga beberapa dekade dan dapat memicu kanker, cacat bagi bayi dalam kandungan, masalah infertilitas, dan serangan terhadap sistem syaraf dan sistem kekebalan.
Peringatan yang dikeluarkan Galston dan sejumlah saintis lain mendorong pemerintah AS melakukan kajian.
Setelah hasilnya keluar, presiden AS ketika itu, Richard Nixon, memerintahkan penghentian penyemprotan Agen Oranye.
Pemanfaatan temuannya untuk kepentingan yang merusaknya membuatnya sadar bahwa temuan ilmiah apa pun bisa dibelokkan dan berdampak negatif.
Dan baginya, Agen Oranye adalah “penyalahgunaan sains”.
“Sains sejatinya dikembangkan untuk meningkatkan kehidupan manusia, bukan malah untuk menghancurkannya … dan penggunaannya sebagai senjata militer bagi saya itu sesuatu yang sangat tidak dianjurkan,” ujar Galston.
Komentar