Israel Bersiap Untuk Konflik Baru, Begini Perbandingan Kekuatan Hamas dan Hizbullah!

JurnalPatroliNews – Lebanon – Ketegangan di Timur Tengah terus meningkat. Kali ini, konflik antara Israel dan milisi Hamas yang menguasai Gaza, Palestina, berpotensi meluas dengan kemungkinan keterlibatan Hizbullah, kelompok bersenjata dari Lebanon.

Hizbullah mulai melancarkan serangan terhadap Israel tak lama setelah konflik di Gaza pecah pada Oktober 2023. Kelompok yang didukung Iran ini menyatakan akan menghentikan serangan hanya jika ada gencatan senjata di Gaza.

Pada bulan Juni ini, Hizbullah melancarkan serangan terbesar dengan roket dan drone terhadap kota-kota dan situs militer Israel, setelah seorang komandan senior mereka tewas oleh serangan rudal Israel.

Kekuatan Hizbullah: Lebih Unggul dari Hamas?

Seperti Hamas, Hizbullah juga dianggap sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, dan beberapa negara lainnya. Kedua kelompok ini mendapat dukungan dari Iran dan melihat Israel sebagai musuh utama.

Namun, berbeda dengan Hamas, Hizbullah telah menjadi kekuatan politik yang dominan di Lebanon.

Di bawah kepemimpinan Sekretaris Jenderal Hassan Nasrallah, Hizbullah telah berkembang menjadi partai politik dan kekuatan regional yang berpengaruh dengan persenjataan yang jauh lebih canggih dibandingkan Hamas.

“Hamas menerima banyak dana, senjata, dan pelatihan dari Iran, tetapi mereka tidak sepenuhnya dikendalikan oleh Iran seperti Hizbullah, yang hampir sepenuhnya didukung dan diarahkan oleh Iran,” kata Julie M. Norman, profesor politik dan hubungan internasional di UCL, kepada Newsweek pada Selasa (25/6/2024).

Dari segi persenjataan, Hizbullah juga lebih unggul dibandingkan Hamas. Dengan dukungan dana dan pasokan besar dari Teheran, persenjataan Hizbullah mencakup roket, rudal, drone, dan senjata anti-kapal canggih, mengalahkan Hamas yang hanya memiliki rudal kecil dan peledak.

Israel memperkirakan Hizbullah memiliki sekitar 150.000 roket dan rudal, termasuk Fateh-110 dan Zelzal-2 dari Iran, yang mampu mencapai wilayah Israel dengan presisi tinggi. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan stok roket dan rudal Hamas yang berkisar antara 5.000 hingga 20.000.

“Persenjataan besar dan canggih ini berpotensi membuat sistem pertahanan udara Iron Dome Israel kewalahan jika terjadi perang besar-besaran,” tulis Newsweek.

Hizbullah juga banyak menggunakan drone buatan Iran seperti Shahed 136 untuk operasi pengintaian dan serangan. Alat perang ini meningkatkan kemampuan Hizbullah dalam mengumpulkan intelijen dan melakukan serangan terarah.

Selain buatan Iran, persenjataan Hizbullah juga mencakup rudal anti-kapal buatan Rusia, Yakhont, dan rudal Silkworm buatan China yang memiliki jangkauan sekitar 186 mil. Meskipun superioritas udara Israel sebagian besar masih tak tertandingi, sistem pertahanan anti-pesawat Hizbullah telah mengalami peningkatan signifikan.

Dari segi personel, Nasrallah mengklaim memiliki 100.000 pejuang, melebihi 30.000 pasukan yang dimiliki Hamas. Seperti Hamas, Hizbullah juga telah mengembangkan jaringan terowongan luas di Lebanon Selatan, memberikan keuntungan strategis dan perlindungan dari serangan udara Israel.

“Strategi militer Hizbullah melibatkan penggunaan amunisi berpemandu presisi dan rudal berdaya ledak tinggi yang merupakan ancaman signifikan terhadap sasaran tertentu, melebihi roket dan mortir yang kurang canggih yang ditembakkan Hamas ke Israel,” tulis Newsweek.

Komentar