Israel Diprediksi Rugi Rp1.026 Triliun Jika Teruskan Konflik di Timur Tengah

JurnalPatroliNews – Israel – Bank Israel memperkirakan bahwa negara tersebut dapat mengalami kerugian hingga 66 miliar Dolar AS, atau sekitar Rp1.026 triliun, jika konflik dengan Palestina dan Lebanon berlanjut hingga akhir 2024.

Proyeksi ini mencerminkan dampak signifikan terhadap ekonomi Israel, dengan kerugian yang mencapai 12 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) negara itu.

Menurut Bank Israel, biaya yang menyebabkan kerugian ini bukan hanya berasal dari pengeluaran militer, tetapi juga dari alokasi dana untuk evakuasi warga sipil yang terdampak oleh konflik.

Mantan Gubernur Bank Israel, Karnit Flug, menegaskan bahwa perekonomian Israel kini berada dalam situasi yang sangat rentan.

“Jika eskalasi konflik ini berlanjut menjadi perang yang lebih panjang dan intens, dampak terhadap aktivitas ekonomi dan pertumbuhan akan semakin berat,” ungkap Flug pada Sabtu (5/10).

Sejumlah ekonom bahkan khawatir bahwa kerusakan ekonomi Israel akibat konflik ini bisa lebih parah daripada dampak serangan mereka ke Palestina. Namun, Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, tetap optimistis bahwa perekonomian Israel bisa pulih setelah perang berakhir.

Meski demikian, tantangan yang dihadapi Israel semakin berat dalam hal pendanaan anggaran negara. Ketergantungan pada setoran pajak dari ekosistem bisnis kini tidak lagi memadai, mengingat banyak industri di Israel yang berada di ambang kebangkrutan.

Menurut analisis dari kantor Coface BDi, sekitar 60 ribu perusahaan di Israel diperkirakan akan bangkrut pada akhir tahun ini, dengan bisnis kecil menjadi yang paling rentan akibat sulitnya mendapatkan investor dalam situasi konflik yang berkelanjutan.

Selain itu, sektor ekonomi penting lainnya seperti pertanian, konstruksi, dan pariwisata juga mengalami tekanan yang berat. Dalam keadaan seperti ini, sektor teknologi menjadi satu-satunya andalan Israel untuk bertahan.

Namun, keberlanjutan sektor teknologi Israel sangat bergantung pada stabilitas kawasan dan kebijakan pemerintah yang mampu menangani krisis dengan bijaksana.

Keberhasilan negara ini dalam mengelola konflik dan menjaga keamanan regional akan sangat menentukan masa depan industri teknologi dan ekonomi secara keseluruhan.

Komentar