Jenderal Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan AS, mengatakan kepada jaringan televisi Bloomberg pada Rabu (27/10) bahwa uji coba itu “sangat mengkhawatirkan.”
“Saya tidak tahu apakah ini momen Sputnik, tapi saya pikir ini sangat dekat dengan itu,” tambah Milley, merujuk pada peluncuran satelit buatan pertama di dunia oleh Rusia pada 1950-an. Pencapaian itu memicu perlombaan antariksa yang mendominasi beberapa dekade berikutnya.
Seperti Milley, Hyten menolak untuk memberikan rincian uji coba pesawat hipersonik China, dengan mengatakan bahwa informasi itu bersifat rahasia.
Tapi dia mengakui bahwa hanya dengan melakukan uji coba seperti itu, berarti China berniat mengirimkan suatu pesan.
Hyten menyatakan keyakinannya bahwa untuk saat ini, program hipersonik Amerika sendiri lebih maju, meskipun ia mengemukakan kekhawatiran bahwa hal itu bisa berubah.
Terlepas dari kekhawatiran tentang kemampuan militer China yang berkembang pesat, Hyten mengatakan bahwa untuk saat ini, Rusia tetap menjadi ancaman eksistensial terbesar bagi AS.
(ben/ben)
Komentar