JurnalPatroliNews – AS- Sebuah jet tempur F/A-18 Hornet milik Amerika Serikat (AS) dilaporkan ditembak jatuh di atas Laut Merah. Ironisnya, pelaku penembakan bukan musuh AS, melainkan kapal penjelajah berpeluru kendali USS Gettysburg, yang merupakan bagian dari Kelompok Serang Kapal Induk USS Harry S. Truman. Insiden ini terjadi pekan lalu, sebagaimana dilaporkan BBC International, Selasa (31/12/2024).
Menurut laporan tersebut, insiden ini terjadi setelah serangkaian serangan udara AS di ibu kota Yaman, Sana’a. Serangan tersebut menargetkan lokasi penyimpanan rudal dan fasilitas komando milik kelompok militan Houthi yang didukung Iran.
Konfirmasi Tembakan Kawan
Komando Pusat AS (CENTCOM) dalam pernyataan resminya mengonfirmasi bahwa insiden ini merupakan kasus tembakan kawan (friendly fire). USS Gettysburg secara keliru menembaki dan menghancurkan jet tempur F/A-18 Hornet yang sedang terbang dari kapal induk USS Harry S. Truman.
Belum diketahui secara pasti apakah jet tempur yang jatuh itu terlibat langsung dalam operasi di Yaman. Namun, sebelumnya militer AS telah mengonfirmasi bahwa sejumlah F/A-18 digunakan dalam operasi untuk menghancurkan pesawat nirawak dan rudal jelajah milik Houthi di atas Laut Merah.
Serangan udara yang dilakukan AS di Sana’a bertujuan untuk mengganggu dan melemahkan kemampuan operasi Houthi. Kelompok penguasa Yaman ini diketahui sering melancarkan serangan terhadap kapal perang AS dan kapal dagang internasional di perairan strategis seperti Laut Merah, Bab al-Mandeb, dan Teluk Aden.
Sejak awal perang Gaza pada Oktober 2023, Houthi mulai aktif menyerang kapal-kapal Israel dan internasional, yang mereka sebut sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina. Akibatnya, serangan rudal Houthi telah menenggelamkan dua kapal dan merusak beberapa kapal lainnya di Laut Merah sejak November 2023.
Hingga kini, insiden tembakan kawan ini masih dalam tahap investigasi oleh militer AS. Namun, insiden tersebut menjadi sorotan karena melibatkan aset strategis dalam operasi militer yang sedang berlangsung di kawasan yang sangat rawan konflik.
Pihak AS belum memberikan rincian lebih lanjut mengenai dampak operasi ini terhadap hubungan internasional, terutama dengan sekutu-sekutu mereka di Timur Tengah, yang juga terlibat dalam upaya menjaga stabilitas di wilayah tersebut.
Dengan meningkatnya ketegangan di Laut Merah, insiden ini menambah kompleksitas situasi keamanan di Timur Tengah. Serangan dan bentrokan seperti ini dinilai dapat memperburuk konflik yang sudah ada, sekaligus memperbesar risiko bagi misi kemanusiaan dan perdagangan internasional di jalur maritim strategis ini.
Komentar