Keir Starmer: Program Deportasi Rwanda Tidak Akan Dilanjutkan!

JurnalPatroliNews – Jakarta – Pemerintah Inggris yang baru kemungkinan besar tidak akan melanjutkan rencana deportasi migran ke Rwanda yang digagas oleh Partai Konservatif.

Keir Starmer dari Partai Buruh, yang menggantikan Rishi Sunak, telah menyatakan bahwa ia tidak siap untuk melanjutkan skema deportasi tersebut. Menurut Starmer, rencana pemindahan migran ke Rwanda tidak akan efektif dalam menangani masalah pengungsi di Inggris.

“Skema Rwanda sudah mati sebelum dimulai. Saya tidak akan melanjutkan rencana yang tidak akan memberikan efek jera,” kata Starmer dalam konferensi pers pertamanya, sebagaimana dilaporkan oleh AFP pada Minggu (7/7).

Sebelumnya, Rishi Sunak, mantan Perdana Menteri, telah berusaha keras untuk mengimplementasikan rencana deportasi ini meskipun mendapat banyak kritik dari kelompok hak asasi manusia dan keputusan pengadilan.

Partai Buruh telah menyatakan bahwa mereka akan menghentikan skema pemindahan migran yang menyeberangi Selat Inggris dengan perahu dari Prancis utara. Starmer juga menegaskan bahwa kebijakan Sunak tidak memberikan efek jera dan tidak sebanding dengan biayanya.

Sebagai bagian dari strategi baru, Starmer berjanji untuk menangani masalah migran dari akarnya dengan memberantas geng-geng penyelundup manusia yang berada di balik penyeberangan tersebut. Ia mengusulkan pembentukan Komando Keamanan Perbatasan elit yang terdiri dari spesialis imigrasi, penegakan hukum, serta badan intelijen dalam negeri MI5.

Menurut perkiraan Kementerian Dalam Negeri Inggris, sebanyak 12.313 orang telah menyeberang ke Inggris sepanjang tahun ini, meningkat 18 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Meskipun demikian, total kedatangan sepanjang tahun 2023 sebanyak 29.437 orang, menurun 36 persen dari rekor 45.774 kedatangan pada tahun 2022.

Komentar