JurnalPatroliNews – Albania – Penganut Islam Bektashi di Albania akan segera memiliki wilayah berdaulat sendiri, serupa dengan Vatikan di Roma, Italia, yang menjadi pusat ajaran Katolik. Hal ini disampaikan oleh Perdana Menteri Albania, Edi Rama, dalam sebuah pernyataan di pertemuan Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat, pada Minggu (22/9).
Komunitas Muslim Bektashi, yang merupakan kelompok Sufi, pertama kali berkembang pada masa Kekaisaran Ottoman. Ajaran mereka berakar dari berbagai tradisi Islam Sufi yang muncul di Timur Tengah pada abad ke-12 dan ke-13. Pada abad ke-16, mereka mulai mengadopsi ajaran Syiah sebagai bentuk penghormatan kepada Ali bin Abi Thalib, menantu Nabi Muhammad SAW.
Di Albania, komunitas Muslim Bektashi menjadi kelompok agama terbesar keempat setelah Muslim Sunni, Kristen Ortodoks, dan Katolik. Pada awal abad ke-20, setelah pendiri Turki modern, Mustafa Kemal Ataturk, melarang ajaran Bektashi di Turki, banyak pemimpinnya berpindah ke Albania.
Menurut sensus terakhir pada 2023, ada sekitar 115 ribu Muslim Bektashi di Albania, dari total populasi negara tersebut yang berjumlah 2,4 juta orang.
“Kami terinspirasi untuk mendukung transformasi Pusat Dunia Bektashi di Tirana menjadi negara berdaulat yang berfungsi sebagai pusat moderasi, toleransi, dan perdamaian,” kata Rama, seperti dikutip dari AFP pada Selasa (24/9).
Rencana negara baru tersebut mencakup area seluas 10 hektar dan akan dihuni oleh para ulama serta pejabat yang mengelola administrasi negara. Pemerintahannya akan dipimpin oleh pemimpin tertinggi Bektashi dan sebuah dewan yang mengatur fungsi keagamaan dan administrasi.
“Kedaulatan Muslim Bektashi merupakan langkah penting dalam memperkuat nilai-nilai inklusivitas, kerukunan beragama, dan dialog di dunia yang semakin terpecah belah,” tegasnya.
Komentar