Negara Eropa Ini Terapkan Aturan Kerja 6 Hari Seminggu!

JurnalPatroliNews – Jakarta – Yunani menjadi negara Uni Eropa pertama yang menerapkan aturan kontroversial enam hari kerja dalam seminggu. Kebijakan ini dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja.

Mengutip CNBC International, Kamis (4/7/2024), undang-undang baru ini mulai berlaku pada 1 Juli. Aturan ini merupakan bagian dari serangkaian perubahan undang-undang ketenagakerjaan yang disahkan tahun lalu.

Menurut undang-undang baru, karyawan di perusahaan swasta yang beroperasi selama 24 jam dapat memilih untuk bekerja dua jam tambahan per hari atau delapan jam tambahan per minggu. Ini berarti, minggu kerja tradisional 40 jam dapat diperpanjang menjadi 48 jam per minggu untuk beberapa bisnis.

Namun, pekerja di sektor layanan makanan dan pariwisata tidak termasuk dalam kebijakan enam hari kerja ini. Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis mengklaim bahwa undang-undang ini ramah pekerja dan berorientasi pada pertumbuhan ekonomi.

Menurut Mitsotakis, undang-undang ini awalnya dirancang untuk membantu karyawan yang tidak mendapatkan kompensasi yang cukup untuk kerja lembur dan untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan yang tidak dilaporkan. Meskipun begitu, serikat pekerja dan pengamat politik sangat mengkritik kebijakan baru ini.

Giorgos Katsambekis, seorang dosen politik Eropa dan internasional di Universitas Loughborough, Inggris, menyebut undang-undang ketenagakerjaan baru Yunani sebagai “langkah mundur yang besar” mengingat pekerja Yunani sudah bekerja dengan jam kerja terpanjang di Uni Eropa.

Data dari Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) menunjukkan bahwa pekerja di Yunani bekerja lebih banyak daripada pekerja di AS, Jepang, dan negara-negara Uni Eropa lainnya. Pada tahun 2022, pekerja Yunani rata-rata bekerja 1.886 jam, lebih banyak dibandingkan dengan rata-rata AS sebesar 1.811 jam dan rata-rata Uni Eropa sebesar 1.571 jam.

John O’Brennan, Profesor Hukum Uni Eropa dari Universitas Maynooth, Irlandia, menyatakan melalui media sosial X bahwa pekerja Yunani yang sudah memiliki jam kerja terpanjang per minggu di Eropa kini mungkin harus bekerja pada hari keenam. Ia juga menyebut kebijakan ini sebagai hal yang “konyol” dan bertentangan dengan tren global menuju empat hari kerja per minggu di banyak negara maju.

Komentar